Sebagaimana dilansir Kompas.com, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto resmi mengumumkan calon wakil presidennya yaitu Gibran Rakabuming Raka.
Publik yang dibuat menunggu dan terus menunggu hingga malam tadi, akhirnya terpuaskan rasa ingin tahunya tentang siapa calon wakil presiden Prabowo.
Sebelumnya pengumuman ini, media-media massa menyebut, calon wakil presiden dari Prabowo telah mengerucut ke dua nama, yaitu Erick Tohir dan Gibran Rakabuming Raka.
Gibran sendiri masih sebagai anggota dari Partai PDIP. Tetapi dengan keputusan ini dengan sendirinya ia akan dinonaktifkan keanggotaannya di PDIP.
Sebelumnya ada dua pesohor partai ini yang juga sudah didepak dari Partai Banteng Moncong Putih tersebut, yaitu Budiman Sujatmiko dan Efendi Simbolon. Kedua mantan kader partai Besutan Megawati itu secara terang-benderang menyatakan dukungannya kepada Prabowo.
Penunjukkan Gibran sebagai calon wakil presiden Prabowo ini meski sudah diprediksi jauh-jauh hari, tetapi tetap saja menjadi peristiwa yang mengejutkan malam ini dan membuat banyak orang terhenyak.
Sebenarnya peluang putera pertama Presiden Jokowi itu sudah mulai terbuka lebar lewat putusan MK yang memungkinkan dia untuk ikut meramaikan kontestasi Pilpres 2024. Hanya masih terdapat banyak keraguan, apakah dia akan menerima pinangan Prabowo dan Koalisi Indonesia Majunya atau tidak.
Meski usianya belum 40 tahun tetapi karena telah berpengalaman sebagai walikota maka dia memenuhi syarat tersebut.
Dalam kacamata masyarakat biasa yang memahami politik hanya sekedarnya saja, keputusan Gibran ini mesti dibawa kembali ke belakang untuk mencari benang merahnya.
Kita tahu bersama ketika Gibran maju untuk mencalonkan diri sebagai wali kota Solo, banyak orang skeptis padanya. Bahkan setelah kemenangannya, ia tetap disepelehkan karena keberhasilannya dianggap memboncengi bapaknya.
Beberapa waktu terakhir ketika wacana untuk menjadi cawapres Prabowo semakin kuat, tetap saja Gibran dihina dan difitnah dengan berbagai tuduhan. Semua itu bukan saja datang dari orang luar, tetapi datang juga dari senior-seniornya di PDIP yang katanya sudah diangggap sebagai keluarga dan menjadi orang dalam.