Lihat ke Halaman Asli

Okto Klau

TERVERIFIKASI

Penulis lepas

Soal Pencemaran Udara, Jakarta Harus Jadi Pembelajaran bagi Kota-kota Lain

Diperbarui: 18 Agustus 2023   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi polusi udara (Freepik)

Masalah pencemaran udara, memang menjadi masalah serius untuk lingkungan hidup dan keberadaan makluk hidup di seluruh dunia.

Pencemaran udara berhubungan erat dengan polusi udara. Dan hal ini terjadi terutama di kota-kota besar yang padat penduduknya.
Salah satu kota besar yang sangat bermasalah dengan masalah udara bersih adalah Jakarta.

Sebagai ibu kota negara sekaligus kota metropolitan udara Jakarta terlalu dibebani dengan berbagai polusi udara yang sangat memprihatinkan.

Jakarta adalah kota yang paling tinggi polusi udaranya. Penduduk yang padat dengan berbagai aktivitas yang menumpukkan berbagai gas karbon di udara menyebabkan indeks udara Jakarta menjadi paling kotor.

Pertama kali tiba di Jakarta 2017 akhir, sudah sangat terasa perbedaannya dengan tempat tinggalku yang memang jauh dari hiruk pikuk kota. 

Selain terpukau dengan kemewahan yang disajikan, satu hal yang membuatku terkejut adalah langitnya. Biasanya langit itu biru di siang hari, tetapi di Jakarta warnanya selalu putih berkabut padahal langit sedang tidak berawan.

Ternyata warna putih tersebut menjadi deskripsi betapa sudah kotornya udara Jakarta.

Data terbaru yang disajikan oleh Air Quality Index (AQI) menyatakan udara yang kotor di Jakarta telah menyebabkan 7.800 kasus kematian, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Fakta ini menunjukkan bahwa udara Jakarta memang sudah tidak sehat lagi. Perlu ada penganan serius.

Masih dari AQI sebagaimana dikutip oleh CNBC Indonesia, menyatakan bahwa kualitas udara Jakarta berada pada angka 156 dan menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terkotor di dunia.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab udara Jakarta kotor. Pertama-tama adalah emisi atau gas buang dari sektor transportasi dan industri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline