Setiap perayaan, apa pun itu selalu mempunyai makna yang berbeda meski perayaan yang sama dirayakan setiap tahun. Seperti Natal, Idul Fitri, maupun tahun baru Cina atau Imlek.
Meski dirayakan setiap tahun tetapi perayaan-perayaan tersebut mempunyai makna yang berbeda dari tahun ke tahun untuk setiap orang yang merayakannya.
Demikian, Imlek yang dirayakan tahun ini tentu mempunyai makna yang berbeda untuk setiap orang, baik orang Tionghoa maupun non Tionghoa.
Perayaan tahun baru Cina atau Imlek dirayakan setiap tahun berdasarkan pada Kalender Lunar yang telah digunakan ribuan tahun. Biasanya tahun baru Cina akan jatuh pada pertengahan Januari atau Februari (antara 21 Januari hingga 20 Februari).
Bagi orang Tionghoa, perayaan ini mempunyai makna yang sangat spesial. Sedangkan bagi orang seperti saya yang sedikit pun tidak ada setetes darah Tionghoa di dalam nadi, yang saya nantikan adalah peruntungan yang diramalkan sesuai dengan shio di tahun ini.
Dan yang menarik juga adalah warna merah yang menjadi kekhasan Imlek. Pernak-pernik Imlek seperti petasan, lampion, barongsai, dan angpao selalu identik dengan warna merah.
Konon katanya, saat imlek tiba ada monster jahat yang meneror, menyerang warga dan bahkan memangsa mereka. Monster setengah banteng dengan kepala singa tersebut takut pada tiga hal, yaitu api, kebisingan dan warna merah.
Itulah sebabnya perayaan imlek selain warna merah, selalu ada kembang api dan lampion.
Masyarakat Tionghoa selalu mengaitkan warna merah sebagai warna keberuntungan, kesenangan, keberhasilan dan pembawa nasib baik.
Budayawan Tionghoa, David Kwa menjelaskan bahwa warna merah memiliki arti kebahagiaan. Warna merah merupakan unsur "yang" dan mewakili warna panas, warna matahari yang diharapkan dapat memberikan suasana kebahagiaan.
Ada 12 tanda-tanda zodiak Cina yang didasarkan pada hewan, yaitu Tikus, Kerbau, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi.