Lihat ke Halaman Asli

Okto Klau

TERVERIFIKASI

Penulis lepas

Alasan Bahasa Indonesia merupakan Bahasa yang Hidup dan Dinamis

Diperbarui: 31 Oktober 2022   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PUEBI bisa diunduh gratis. Sumber: bobo.grid.id

Bulan Oktober ditahbiskan bangsa Indonesia sebagai bulan bahasa dan sastra. Penentuan ini memiliki alasan mendasar yang berakar pada sejarah bangsa Indonesia.

Kita tahu peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi 97 tahun lalu, tepatnya 28 Oktober 1928. Salah satu poin dari ketiga sumpah dari para pemuda saat itu yakni menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia.

Beginilah bunyi lengkap poin ketiga Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 tersebut: Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

Kita mesti bangga, meski memiliki aneka bahasa daerah tetapi kita dipersatukan oleh bahasa Indonesia. Sejak Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang istimewa di hati bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional sekaligus menjadi bahasa negara.

Meski demikian, bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang statis. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat dinamis karena sejak peristiwa sumpah pemuda tersebut, ia terus mengalami transformasi baik dari sisi ejaannya maupun penambahan perbendaharaan kosa kata baru dari bahasa daerah maupun bahasa asing.

Kata-kata yang dulunya hanya sebagai slang pada suatu saat, bisa saja menjadi kata baku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia cetak maupun online.

Demikian pula ejaan-nya selalu disempurnakan dari saat ke saat. Perubahannya berlangsung intens hingga mencapai bentuk seperti saat ini.

Berdasarkan data dari Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada kurang lebih 719 bahasa daerah di Indonesia. Dari jumlah itu, 707 masih aktif dituturkan.

Namun demikian komunikasi antarsuku bangsa yang beragam ini selalu cair karena adanya satu bahasa pemersatu bangsa, yaitu bahasa Indonesia.

Karena bahasa daerah yang beragam dan juga mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa asing, setiap saat bahasa Indonesia terus disempurnakan. Karena itu tidak heran bila penyempurnaan ejaannya bisa menjadi berjilid-jilid.

Hal ini membuktikan sekali lagi bahwa bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang statis, melainkan bahasa yang vivid atau hidup. Ia hidup dan terus bertumbuh seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline