BBM secara resmi telah dinaikkan oleh pemerintah. Pertalite (Ron 90) sebagai BBM penugasan yang semula harga per liternya Rp 7.650 naik menjadi Rp 10.000 per liter. Pertalite secara resmi sudah menjadi BBM penugasan setelah sebelumnya bensin dengan kode ron 88 dihapus.
Seperti yang kita tahu bersama, kenaikan BBM selalu diikuti dengan melonjaknya tarif kendaraan. Dan bila sudah demikian, bukan saja tarif kendaraan yang naik tetapi imbasnya semua harga kebutuhan pokok akan melonjak.
Hal ini sungguh dilematis. Rakyat kecil akan tercekik. Inflasi pasti tidak akan terhindarkan.
Ekonom senior Faisal Basri seperti dilansir dari Tribunnews.com mengatakan kenaikan ini tidak bisa dihindarkan karena merupakan fenomena global yang terjadi hampir di semua negara. Karena itu ia menghimbau kepada pemerintah agar menggunakan semua sumber daya yang ada untuk membantu rakyat.
Dampak besarnya sudah pasti adalah rakyat kecil. Padahal ada sejumlah pihak menilai kenaikan BBM saat ini tidak tepat. Bagaimana mungkin masyarakat yang baru saja mulai bangkit setelah sebelumnya dihantam badai covid-19 harus dihadapkan kembali kepada kenaikan BBM yang akan membuat mereka kembali tercekik.
Sejak Minggu, 4 September 2022 BBM subsidi jenis pertalite menjadi Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 7.650. Sedangkan untuk Solar menjadi Rp 6.800 dari sebelumnya Rp 5.150.
Sebagai solusinya, pemerintah akan memberikan BLT BBM bagi yang berhak menerimanya. Namun hal ini sangatlah tidak efektif.
Lalu bagaimana kita menyikapinya?
Dampak kenaikan BBM bagi Masyarakat Kecil
Sudah menjadi lumrah, imbas dari kenaikan BBM adalah masyarakat keci. Hal ini harus diwaspadai oleh pemerintah. Inflasi tinggi sebagai dampak ikutan kenaikan BBM subsidi ini harus menjadi perhatian utama.