Menjadi publik figur bukanlah perkara gampang. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Marshel Widianto saat ini.
Apa yang menimpa sang Komedian adalah murni sangat manusiawi. Ya, manusia yang mempunyai kebutuhan, keinginan, dan berbagai insting manusiawinya. Bukankah manusia disebut juga Homo Sapiens(Binatang berakal budi)?
Jadi selain akal budi, kebinatangan yang kadangkala disebut insting itu tetaplah melekat pada manusia.
Tulisan ini tidak bermaksud menghakimi siapa pun termasuk Marshel sendiri. Ini hanya sebagai bentuk refleksi atas apa yang telah menimpah sang aktor sekaligus komedian Marshel Widianto.
Pembelian beberapa video dan gambar vulgar Dea Onlyfans oleh Marshel masih bisa dikatakan wajar. Sebab pembelian itu bukanlah sebuah kriminalitas kalau dilihat dari sisi transaksinya.
Yang salah di dalam kasus tersebut barangkali posisi Marshel sendiri sebagai publik figur.
Kasusnya akan menjadi lain jika setelah membeli, Marshel lalu menyebarkannya kepada publik.
Ini hanyalah perkiraan saja dari sisi orang awam yang masih sedikit buta hukum.
Karena itu setelah pemerikasaan sebagai saksi, apakah status Marshel akan tetap menjadi saksi atau dinaikkan ke tersangka itu wewenang pihak yang berwajib yang khusus menangani kasus ini. Pendalaman dalam penyelidikan yang nantinya menentukan status sang komedian.
Sang komedian memenuhi panggilan klarifikasi polisi untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada Kamis (7/4/2022).
Marshel menjalani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena pernah membeli Google Drive berisi 76 video asusila dan foto tanpa busana tersangka Dea OnlyFans.