Foto: Presiden Volodymyr Zelensky, CNBCIndonesia.com
Kyiv dan Zelensky merasa seolah-olah ditinggalkan oleh Amerika dan Barat yang selama ini selalu mensupport dan berada dibelakangnya ketika mengahadapi gempuran Moskow dan Putin.
Amerika dan Barat selalu merayu Ukraina agar masuk dan bersekutu dengan mereka dengan janji-janji manis. Namun Ukraina dalam sejarahnya lebih dekat dengan Rusia baik dari sisi sejarah maupun kedekatan psikologis warganya.
Hubungan Ukraina dan Rusia memang mempunyai sejarah panjang. Sebelum merdeka, Ukraina adalah salah satu bagian dari Uni Soviet. Karena itu walaupun telah merdeka, jejak-jejak Rusia masih begitu jelas tercetak di sana.
Tidak heran, apabila Rusia mengamuk ketika Amerika dan Barat mencoba untuk mencaplok Ukraina dan menggabungkannya ke dalam aliansi mereka Nato.
Secara strategis, bergabungnya Ukraina ke Barat merupakan ancaman serius terhadap bagi Rusia.
Hal inilah yang menurut saya, mengkuatirkan Putin sehingga segera melakukan tindakan demilitrisasi saat ini.
Menurut laporan CNBC International dan CNN, ketika Putin selesai mengumumkan perlunya operasi militer di Ukraina demi membela kaum seperatis di timur negeri itu, aliran ledakan terdengar secara terus-menerus di negeri itu.
Perang telah dimulai Kamis, 24/2/2022. Pemantik perang dunia ke-3 itu telah menyalah. Apakah ini menjadi pertanda perang dunia III akan segera meletus?
Situasi dunia yang mencekam beberapa pekan terakhir, telah berakhir dengan ketegasan Putin menyerang Ukraina.