Seberapa pentingkah sebuah nama? Nama itu penting karena nama mampu mendefenisikan sesuatu atau seseorang. Sesuatu harus mempunyai nama. Ada nama yang berbeda-beda untuk sesuatu dalam bahasa-bahasa dunia. Tetapi itu soal bahasa.
Yang terpenting adalah sesuatu atau orang memiliki nama untuk mempermudah penyebutan. Bila segala sesuatu tidak bernama, maka bahasa pun akan hilang.
Tentunya, nama selalu mengisahkan sesuatu yang ada di balik nama itu.Karena itu tidak heran bila orang mengatakan bahwa nomen est omen.
Nama adalah tanda. Kalau orang mendengar nama Jakarta misalnya, pikiran orang akan dibawa ke sebuah kota metropolitan yang adalah ibu kota sebuah negara yang bernama Indonesia.
Sementara itu, bila orang mendengar nama Nusantara, pikiran akan langsung dibawa kepada gugusan pulau-pulau yang berada di antara benua Asia dan Australia yang bernama Indonesia.
Persoalan sekarang, kalau calon ibu kota negara diberi nama Nusantara, apakah tidak meninggalkan sebuah kerancauan dalam pikiran orang ketika menyebut kata nusantara?
Sebagaimana kita tahu bersama pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) sudah final. Jumat, 14 Jannuari 2022 lalu Presiden Jokowi pun telah memutuskan bahwa nama baru untuk calon IKN yang baru adalah Nusantara. Dari ratusan nama yang disodorkan kepada presiden akhirnya dipilihlah nama Nusantara.
Alasannya adalah nama Nusantara mempunyai nilai historis yang tinggi bagi bangsa Indonesia. Memang alasan itu tidak terbantahkan, namun tepatkah nama Nusantara untuk ibu kota negara baru itu?
Mungkin kita sejenak kembali menoleh kembali kepada sejarah. Ada sepenggal kisah sejarah masa lalu kita yang menceritakan bahwa nama Nusantara erat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit.
Walaupun demikian, nama Nusantara sendiri sudah ada sebelum Majapahit berdiri. Sejarah mencatat bahwa kata ini pertama kali tertulis dalam dalam literatur berbahasa Jawa abad ke- 12 hingga abad ke- 16 untuk menggambarkan konsep kenagaraan yang dianut Majapahit.