Sampai pada saat ini, jika melihat peringkat sementara Liga 1 tentu banyak pihak yang terkejut karena Persija Jakarta bisa berada di posisi pertama tepat di atas PSM Makassar sebagai penempat peringkat dua klasemen. Menempati posisi puncak Persija memiliki poin 59 unggul satu poin dengan posisi kedua.
Sejatinya perjalanan Persija Jakarta di kompetisi nasional sejak tahun 2010 tidak terlalu cemerlang. Klub kebanggaan Ibu Kota harus berjuang di papan tengah agar terhindar dari zona degradasi.
Bahkan, hal yang lebih buruk lagi Persija sempat mengalami dualisme kepengurusan. Masalah inilah yang semakin memperpuruk keadaan Persija selanjutnya. Kesulitan mendapatkan sponsor, telat gaji pemain sampai kesulitan mendapatkan ijin bermain di Ibu Kota menjadi penghias masalah Macan Kemayoran hampir tiap tahunnya.
Pada musim 2012/2013 Macan Kemayoran tak mampu menembus 10 besar kompetisi. Pada tahun itu Persija hanya mampu finis di peringkat 11.
Tahun selanjutnya lagi-lagi klub kebanggaan The Jakmania gagal berprestasi. Meski liga kembali ke format dua wilayah, Persija gagal masuk ke dalam babak delapan besar. Tahun selanjutnya sepakbola nasional memasuki masa muram dan semakin memperburuk kondisi di dalam tubuh Macang Kemayoran.
Liga dihentikan berganti menjadi turnamen-turnamen besar dan dari kesemua turnamen tersebut tak ada satupun hasil yang memuaskan.
Bahkan pada gelaran Indonesia Soccer Championship, klub kebanggaan masyarakat Ibu Kota tersebut hanya mampu finish di peringkat 14, hanya berjarak tipis dengan para penghuni dasar klasemen.
Kompetisi tahun 2017 lalu, barulah Ismed Sofyan dkk mampu memasuki masa kebangkitan. Optimisme tinggi mulai terciptakan. Meski terseok di awal kompetisi, para punggawa Macan Kemayoran berhasil menyelesaikan liga dengan berada di peringkat empat klasemen akhir.
Rezaldi Hehanusa dan Sandi Sute menjadi dua pemain yang mampu memberikan kontribusi positif bagi tim. Selain nama-nama lama seperti Andritany, Ismed Sofyan, Ramdani Lestaluhu dan Maman Abdurrahman.
Hasil positif yang diraih pada musim 2017 ditutup dengan dilepasnya dua pemain berpengaruh, Pacheco dan Bruno Lopes. Manajemen tidak kembali mengontraknya.
Keraguan sempat muncul kepada manajemen yang dengan begitu mudah melepas dua pemain kunci tersebut. Hal ini makin diperparah dengan lesunya manajemen dalam mendatangkan pemain untuk lebih memperkuat komposisi pemain yang sudah ada pada awal musim yang lalu.