Lihat ke Halaman Asli

Sutan Dijo

Seorang pria

Pak Jokowi Dikuliahi Tukang Daging

Diperbarui: 5 Juli 2016   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi disebut menjanjikan agar harga daging sapi yang biasanya melonjak tinggi menjelang lebaran akan “dijungkirbalikkan” sehingga menjadi Rp. 80 ribu/kg. Mendengar ini tentunya masyarakat sangat gembira. Padahal hal yang satu ini rakyat tidak minta, loh. Sejak jaman dulu memang begitu, harga-harga (termasuk daging sapi) naik menjelang lebaran. Namun tiba-tiba ada Presiden yang berjanji akan ‘menjungkirbalikkan’ keadaan. Sakti bener nih Presiden kita yang sekarang, pikir rakyat. Namun malang harapan rakyat (lagi-lagi) pupus. Bukannya turun tapi tetap bertahan di harga Rp. 120 ribu/kg, malah cenderung naik. Menjelang lebaran harga-harga nampaknya semakin perkasa, seperti mengejek Sang Presiden dan jajaran menterinya.

Malangnya lagi seorang tukang daging malah menguliahi dan menertawakan kepala negara (Tribun News, 3 Juli 2016). Berikut cerita si Wartawan mengutip si tukang daging asal Pandeglang tsb: “Harga daging sapi hidup per kilo gram saja sekitar RP. 60 ribu,,,bla,bla,bla,,,(panjang),, jadi tidak mungkin sekali menjual daging sapi ke masyarakat dengan harga di bawah Rp. 80 ribu,,,bla,,,bla...bla,,,(panjang lagi),,”. Ya ampun, Presiden koq dikuliahi panjang lebar begitu?!

“,,,Kalau Pak Presiden punya (peternakan) sapi sendiri dan mau dijual rugi mungkin keinginannya tersebut bisa jadi kenyataan,’ sambil tertawa. Ya ampun, tukang daging ini menertawakan Presiden!

Cerita singkat tsb yang memang cukup pahit bagi yang bersangkutan namun seharusnya bisa diambil hikmahnya jika ada kerendahhatian :

1. Berpikir masak dan well-informed sebelum berjanji dan mengeluarkan pernyataan

2. Jika gagal, akuilah dengan jujur dan jangan menyalahkan orang lain

3. Jika berhasil, akuilah peran orang lain juga dalam keberhasilan tsb, jangan sombong dan mengklaim keberhasilan tsb untuk diri sendiri

4. Jika sudah terlanjur berjanji, berusahalah sebisanya untuk menepati janji, sekalipun rugi.

5. Dengarkanlah kritik dn masukkaan, bahkan jika itu datangnya dari rakyat kecil sekalipun. Mungkin sekali itu peringatan dari Atas.

6. Jangan menjadi pongah dan jumawa

7. Tidak mungkin berhasil memimpin negara jika tidak berusaha merangkul semua pihak, berinisiatif mengadakan rekonsiliasi, mengakui dan menghargai jasa-jasa para pendahulunya, jangan merasa menang sendiri dan benar sendiri terhadap pihak lain, tinggalkan pendekatan win-lose.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline