Lihat ke Halaman Asli

Sutan Dijo

Seorang pria

Apa Pengaruh Kemenangan dan Kekalahan Jokowi?

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Besok kita memilih presiden baru. Siapakah kira2 yang akan terpilih? Apakah itu “ngaruh” kepada kehidupan Anda, keluarga, lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan?

Mari berpikir realistis. Ada tokoh2 terkemuka yang mengancam jika Jokowi tidak terpilih akan ada kerusuhan dan “chaos.” Sampai “segetunyakah”? “Biasa aja kali”. Seolah2 terpilih atau tidaknya Jokowi menentukan hidup mati orang dan bangsa. Ini adalah pembodohan yang harus diluruskan.

Di negara2 demokratis seperti Indonesia dan AS perubahan kepemimpinan/presiden tidak begitu besar pengaruhnya kepada bangsa secara keseluruhan. Di AS jika bukan Obama yang terpilih, memang akan ada perbedaan, namun secara keseluruhan AS tidak berubah banyak. AS tetap negara dengan ekonomi dan militer terkuat, tetap demokratis, sistem ekonomi tetap liberal-kapitalis, tetap penghasil 25% pangan dunia, kebijakan luar negeri tetap pro-Israel, dsb. Di negara Demokratis perubahan berlangsung secara gradual, sedikit-demi sedikit, dan ditentukan oleh banyak pihak, banyak orang.

Di Indonesia, kekuasaan terbagi2 di antara eksekutif (Presiden), yudikatif (Mahkamah Agung, Mahkamah Konstutusi), legislatif (DPR, DPRD, MPR,DPD) dan lembaga2 lain yang mempunyai kekuasaan besar dan strategis seperti Bank Indonesia, KPK, BPK. Dan jangan lupa pemerintah daerah mempunyai otonomi besar dan tidak sepenuhnya tunduk kepada eksekutif/pusat. Belum lagi ada pers dan media yang begitu bebas. Karena itu merah hitamnya Indonesia tidak semata-mata ditentukan satu figur presiden, tetapi merupakan kontribusi semua pihak dan rakyat secara keseluruhan.

Pada waktu Jokowi menjadi Gubernur Jakarta ia dengan mudah “blusukan” ke seluruh penjuru Jakarta, ia bisa memecat siapa saja dan kapan saja yang dianggapnya layak dipecat. Toh dengan keleluasaan seperti itu tetap saja selama dua tahun wajah Jakarta dan kehidupan warganya tidak menunjukkan banyak perubahan. Seorang Presiden Indonesia tidak bisa memecat kepala daerah, tidak bisa memerintah DPR,MPR,DPD, Bank Indonesia,KPK,Mahkamah Agung,media dan pers. Bahkan terhadap Jaksa Agung, TNI dan POLRI seorang presiden tidak bisa semau2nya intervensi, tetap ada kontrol dari DPR dan tunduk kepada konstitusi.

Jangan memberi mimpi bahwa dengan berkuasanya Jokowi akan memberi perubahan drastis/revolusi. Hal seperti itu sangat menyesatkan dan akan menimbulkan kekecewaan. Itu seperti halnya memberikan skema investasi “cepat kaya”, skema seperti itu 99,99% adalah bohong dan pasti suatu penipuan.

Pembodohan kepada rakyat dengan menjanjikan suatu perubahan drastis dan cepat ditambah dengan menodongkan pistol : “Pilih Jokowi, jika Jokowi tidak menang, pasti curang, pasti rusuh!”.

Penulis lebih cenderung mendukung Prabowo karena lebih jujur, lebih dapat dipercaya dan lebih tulus, walaudi balik penampilan tegas, dan walau ada banyak sekali isu dan tuduhan. Jika Jokowi yang terpilih Jokowi akan mengahadapi banyak hambatan di mana-mana sehingga tidak akan efektif. Sekarang pun tentangan begitu kuat dari banyak pihak dan dari partai-partai yang menguasai DPR. Namun jika Prabowo tidak menang pun tidak pun tidak apa-apa bagi penulis. Yang penting adalah proses itu sendiri berjalan dengan baik. Ketertiban dan keamanan lebih penting daripada masalah siapakah yang akan terpilih nanti. Ketertiban dan keamanan berpengaruh besar terhadap kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dalam jangka pendek dan panjang.Jangan korbankan kesejahteraan rakyat hanya kerena masalah Jokowi tidak terpilih!

Kehidupan setiap orang banyak ditentukan oleh keputusan dan ketekunannya sendiri. Siapa pun presidennya tidak banyak pengaruhnya (Kecuali Anda petinggi partai atau berprofesi terkait). Perubahan terhadap bangsa ditentukan oleh kita semua, dan secara gradual. Jika Anda merasa miskin dan terpuruk, kemudian mengarapkan Jokowi (atau Prabowo) bisa mebuat Anda kaya mendadak, itulah suatu pikiran yang sesat. Jika ada orang berkata Jokowi (atau Prabowo) bisa membuat negara Indonesia negara maju, menyalip Singapura, itu bohong. kemajuan (dan kehancuran) negara kita ditentukan oleh kontribusi semua orang, gotong-royong.

Oh ya, satu lagi, menurut iman Krtistiani yang penulis anut, perubahan mental hanya bisa terjadi secara gradual, perubahan seketika hanya bisa terjadi pada level spriritual (born again). Karena itu penulis sangat meragukan revolusi mental, yang juga bertentangan dengan ilmu psikologi. Singapura pun, dan negara-negara lain, tidak pernah mengalami revolusi mental, kedisiplinan mereka terbentuk secara gradual selama puluhan tahun, melalui proses, bukan sim salabim yang mistis ala Jokowi.

Akhir kata, pesan dari KPU Jaksel : “Coblos Satu Kali” (baca: coblos Satu, kaleee…). Pesan dari sdr Felix melalui penulis : Coblos Satu saja kalau coblos Dua surat suara Anda jadi tidak sah.

Salam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline