Lihat ke Halaman Asli

Sutan Dijo

Seorang pria

Prabowo Akan Menempuh Jalan Mahatma Gandhi

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di hadapan kader-kader Gerindra pada Selasa malam lalu Prabowo mengajak kadernya untuk berjuang tanpa kekerasan, berjuang dengan hati, pikiran jernih, sepertiMahatma Gandhi melawan ketidakadilan Inggris di India, sebagaimana dituturkan oleh politikus muda Gerindra, Andy R. Wijaya kepada Rakyat Merdeka Online (Selasa, 22/7).

Keputusan Prabowo yang tidak diduga-duga begitu menyentak banyak pihak. Keputusan ini boleh dikatakan suatu terobosan yang sangat berani. Andaikan Prabowo dengan legowo menerima keputusan apapun dari KPU tentu banyak pihak akan lega dan senang. Akan ada banyak puja dan puji basa-basi atas kebesaran hati dan kesportifan Prabowo. KPU dengan tenang dan senang hati akan meneruskan pekerjaannya. Dunia internasional akan memuji Indonesia yang melakukan proses demokrasi yang lancar, damai dan tenang. Semua akan berjalan lancar dan baik2 saja.

Namun Prabowo mengambil jalan lain dengan menolak keputusan KPU. Dengan keputusan ini juga maka sekarang KPU tidak bisa tidur nyenyak lagi. Tadinya mereka merasa aman karena menyangka pihak Prabowo akan menggugat lewat MK, dan mereka hendak melemparkan tanggungjawab atas semua masalah ketidakberesan pilpres ke MK. Sekarang mereka harus menyiapkan tim pengacara yang tangguh kalau tidak mau dijebloskan ke bui.

Bagi Prabowo keputusan ini beresiko menjadi bahan hujatan baru dari para komentator. Namun Prabowo nampaknya tidak gentar. Di samping itu nampaknya memang ia tidak takut kalah dan siap kalah sesuai dengan janjinya. Kalah disini berarti gagal menjadi Presiden. Namun dia mengambil keputusan untuk tidak menyerah terhadap kecurangan. Jabatan Presiden tidak dia pedulikan lagi. Baginya yang penting sekarang adalah membongkar kecurangan untuk menegakkan keadilan dan kualitas demokrasi yang lebih baik. Prabowo tidak mau menyimpan kotoran dan bangkai di bawah karpet yang indah. Namun semua ihktiarnya itu akan melalui jalan damai Mahatma Gandhi, bukan melaui jalan kekerasan yang dipilih Hamas.

Menganjurkan Prabowo untuk legowo menerima kecurangan dan ketidakadilan dengan begitu saja, sama saja dengan menasihati Bung karno untuk legowo terhadap Belanda dan Mahatma Gandhi legowo terhadap Inggris. Keduanya tidak legowo dan menyerah terhadap ketidakadilan walaupun itu jalan yang lebih mudah dan aman.

Keputusan yang kontroversial untuk menolak keputusan KPU bukan semata keputusan pribadi Prabowo. Itu merupakan keputusan Tim Koalisi. Awalnya ada dua usulan : Mahfud MD., Ketua Timses mengusulkan Prabowo untuk legowo dan menerima saja hasil KPU. Menurut beliau percuma saja membawa perkara kecurangan ke MK. Usulan kedua datang dari Akbar Tanjung, Ketua Wantim Golkar. Akbar lah yang mengusulkan Koalisi Prabowo untuk menolak hasil KPU berdasarkan laporan dari tim di lapangan mengenai adanya kecurangan yang masif yang mempengaruhi hasil akhir. Akhirnya koalisi memutuskan dan sepakat untuk mengambil usul dari Akbar Tanjung.

Dari paparan tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa Prabowo Subianto adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya sendiri dan anak buahnya. Dengan mengambil jalan Mahatma Gandhi dia menunjukkan dirinya tidak egois untuk mengorbankan kepentingan rakyat hanya karena menginginkan jabatan presiden. Di samping itu dia adalah seorang yang demokratis, karena semua keputusannya adalah keputusan bersama koalisinya, buka kehendak pribadinya semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline