Seorang teman mengirimkan sebuah video singkat sedang berada di atas perahu motor kayu menuju Kota Tidore. Dalam video singkat itu, diperlihatkan betapa laut sedang tidak baik-baik saja.
Tetapi, saya justru teralihkan dengan sosok motoris yang memegang kemudi. Sosok yang bertanggung jawab membawa kapal kayu tua dengan penumpang serta muatan sepeda motor diatasnya ke tujuan.
Pria tinggi, berbadan besar, rambut acak-acakan dan berkumis tebal itu sangat serius menatap kedepan. Baju garis-garis biru putih nampak lusu. Juga celana pendek yang kehilangan warna.
Saya memutar video itu beberapa kali sebelum akhirnya betul-betul mengenalinya, Amar, rekan pergerakan dulu di kampus. Mahasiswa Fakultas Hukum. Pria itu, tidak sedikitpun saya lupakan. Ia juniorku.
*
2013 silam....
Kenaikan BBM membuat mahasiswa intra kampus meradang. Juga organisasi pergerakan Cipayung. Ketua-ketua BEM mulai berkumpul. Membahas strategi pergerakan menolak kenaikan harga BBM.
Hampir seminggu, baik organisasi intra maupun ekstra membangun konsulidasi. Strategi, konsep, penujukan kordinator, dan bobotan aksi isu dirancang.
Jadilah, pergerakan itu diawali dari semua titik kampus berada. Masing-masing ketua mengkordinir massa dari kampus masing-masing, dan bakal berkumpul di gedung DPRD, kemudian bergerak ke Kantor Walikota, dan RRI Ternate menyampaikan aspirasi dan kadang berkahir di depan Bandar Udara Sultan Babullah.
Sebaran kampus besar di Kota Ternate rata-rata jauh dari pusat kota. Yakni di Selatan dan di Utara. Maka untuk berkumpul, dari selatan bakal bergerak memasuki kota, sementara dari utara massa akan menunggu pergerakan massa aksi dari selatan.