Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Gerbong Kereta Kelas Ekonomi

Diperbarui: 5 Oktober 2022   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbong Kelas Ekonomi (Dokpri)

Kursi 17 E, gerbong C saya tempati.  Dua perempuan, satu lelaki mengisi kursi sisanya. Berempat dalam satu barisan. Sama seperti lainnya. 

Bagi saya, Gerbong ekonomi ini, punya banyak gambaran yang tertangkap.  Tentu saja, sebagai orang yang jarang menggunakan akomodasi ini akan punya pandangan berbeda dengan yang sudah umum dan terbiasa.

Di timur tidak ada kereta. Hal seperti ini baru menjadi kebiasan  setelah kuliah di Bogor. KRL Comutter line satu-satunya pilihan. Namun untuk menuju keluar Kota, terhitung baru tiga kali. Durasinya cukup lumayan. 

*

Pukul sembilan pagi, di stasiun Pasar Senen, gerbong Kereta Dharmawangsa mulai bergerak. Desingan dari gesekan kereta dengan rel mulai terasa. Dua pasangan di depan ku melihat jam dilayar handpone. Memperkirakan waktu yang bakal ditempuh ke tujuan.

Sebelumnya, saya sudah datang sejam lebih awal. Menempuh perjalanan dari Cawang. Melakukan penecatakan tiket setelah bertanya kepada seorang teman. Mengecek perlengkapan lalu menuju gerbong. 

"Mas mau kemana," tanya pria di depanku.

"Ke Semarang," jawabku.

"Stasiun Tawang ya," sahutnya.

"Iya mas," jawabku singkat sembari menanyakan balik kemana tujuannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline