Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Filosofi Kapal

Diperbarui: 3 September 2022   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri.

Alkisah....suatu ketika

Nada dering telpon berbunyi. Kapten menelpon," Jadi ikut melaut tidak, kami sudah siap dan menunggu kamu" Ujarnya dibalik telepon

Aku tersentak, lupa harus naik kapal ke dua hari ini. Niat hati ingin rebahan setelah pulang mewancarai narasumber gagal total. Kenyamanan tempat tidur berbahan dasar kapuk ini harus aku tinggalkan. 

Rasa lelah seketika hilang entah ke mana. Kepanikan melanda, ku raih apapun yang ada dihadapan dan memasukannya ke dalam ransel. Aku buru-buru  hingga lupa memasukan jaket yang bakal ku sesali kelak.

Aku menuju lokasi pelabuhan nelayan. Setibanya, Aku lari terburu-buru ke pelabuhan mencari kapal Inka Mina yang akan ku ikuti. Kehadiranku membuat kapten langsung menginstruksikan Abk untuk siap-siap berangkat. Aku naik dan kapal benar-benar berlayar.  

Aku masuk ke ruang Kapten dan meminta maaf. Menjelaskan kehilafan ku, namun kapten menanggapinya dengan bercanda " Kalau kamu datang jam 10 malam bisa-bisa gagal berangkat " ujarnya sambil tertawa.

Kapten kemudian mengarahkan agar meletakan barang bawaan di ruang pribadinya.  Bendahara yang sedari tadi bersama kapten melakukan teasisinya. Tradisi memperkenalkan satu persatu ABK.

Senangnya aku berkenalan. Mereka akan menjadi keluarga dalam perjalanan sehari semalam di laut. Saking senangnya aku berkeliling melihat-lihat seisi kapal. Naik, turun, kedepan dan kebelakanh dengan bebas. Satu persatu kusalami, memperkenalkan diri. Namun keadaban ku rupanya masih belum cukup. 

Seorang Abk, berbadan tegar. Sedikit pendek dariku. Wajahnya penuh breokan, rambutnya ikal tak beraturan dengan ciri khas kemerahan di ujung pangkal. Tanda alami sinar matahari, menegurku dengan kasar.

" Bos, kalau boleh jangan pakai sendal kesana kemari di kapal, ini tempat kami mencari rejeki. Tolong hargai" Ucapnya dengan mimik wajah sedikit geram. Niat hati membangun kedekatan harus berujung teguran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline