"Saya pengen sekali ke Timur. Tapi harga tiket pesawatnya itu loh, ampun. Belum living di sana, bisa-bisa tekor," ujar salah satu kawan.
Kesimpulan seperti ini selalu saya jumpai setiap kali mengajak kawan-kawan mengunjungi daerah saya di Timur. Atau, setiap kali mereka bertanya butuh berapa duit hanya untuk membeli tiket pesawat ke timur.
Jawaban saya kadang membuat mereka auto mengurungkan niat. Dan, selalu berujar akan mengumpulkan uang dulu yang banyak. Sebab untuk pulang-pergi saja minimal dana yang harus disiapkan berada di angka lima jutaan. Jika beruntung, bisa 3 jutaan.
Tiket pesawat bisa dibilang sangat tinggi untuk mengunjungi daerah timur. Bahkan sebelum izin dari Kemenhub untuk maskapai menaikkan tiket pesawat pun, sudah kadung tinggi.
Jasa penerbangan pesawat merupakan akomodasi utama menuju daerah di timur selain kapal laut. Dua jasa ini adalah pilihan utama lantaran tidak ada opsi lain seperti menggunakan mobil. Geografis kepulauan hanya dapat dijangkau oleh pesawat dan kapal laut.
Harga kapal laut sejauh ini masih berada dalam kapasitas standar. Namun menggunakan kapal laut selalu punya kekurangan yakni efisiensi waktu.
Jika menggunakan pesawat khususnya ke daerah saya, Maluku Utara, kita hanya butuh waktu 4 jam penerbangan langsung dan 6 jam transit. Sementara menggunakan kapal laut, bisa dicapai dalam waktu 1 minggu dan biaya konsumsi yang cukup tinggi selama perjalanan. Tergantung dari pelabuhan mana kita berangkat.
Alhasil, efisiensi sebagai dasar utama menjadikan pesawat sebagai alternatif terbaik. Apalagi dalam urusan-urusan mendesak, tidak mungkin menggunakan kapal laut.
Tren menggunakan jasa transportasi pesawat dalam 15 tahun terakhir mulai cukup tinggi. Sebelumnya, ketika penerbangan masih dianggap kelas eksklusif, belum tersedia banyak maskapai, orang timur menjadikan kapal laut sebagai alternatif utama menuju Jawa.