Alkisah, di penghujung 2020 silam dalam sebuah perjalanan memenuhi hasrat dan kepentingan riset, saya mengunjungi pasar tradisional yang berada di Pulau bacan, yakni pasar Tembal dan Pasar Babang.
Di sini, aku menemui banyak pedagang eceran yang menjajakan berbagai jenis ikan.
Namun yang menarik perhatian, ketika saya menemui beberapa pedagang ikan eceran yang berjualan di pinggir jalan Tembal tak jauh dari pasar tradisional Tembal. Pasar Tembal sendiri merupakan pasar sementara pindahan dari pasar sebelumnya, Labuha.
Pasar ini nantinya akan pindah lagi ke Pasar modern yang dibangun pemerintah daerah di Desa Panamboang, dekat dengan PPI Panamboang.
Pedagang yang kebanyakan ibu-ibu menjajakan ikan hasil tangkapan para suami yang berprofesi sebagai nelayan handline. Di sinilah saya bertemu gadis cantik dan rupawan itu.
*
Waktu sudah menjukan pukul sepuluh pagi, mentari berlahan menunjukan keperkasaan. Ikan-ikan yang dijejerkan di atas baskom berlahan tersinari ketika saya memutuskan mampir. Kehadiran saya rupanya menyita perhatian. Satu persatu menawarkan ikan, dipikirnya saya konsumen potensial yang membawa rejeki.
Saya menampik dengan jurus andalan yang sering digunakan belakangan ini yakni sebagai peneliti yang membutuhkan responden. Di terima lah saya, walau nampak sedikit raut kekecewaan. Namun, mereka terbuka untuk diwawancarai.
Beberapa saat mengobrol dengan beberapa diantara mereka, seorang gadis cantik yang berjualan di pojokan memantik rasa penasaran.
Saya tinggalkan dengan terhormat para pedagang lainnya dan melangkah pelan menuju ke arahnya. Berharap penuh ingin berbincang dengan dan mengorek informasi.