Tak ada yang lebih sakit, dari rindu yang terucap pada bibir penuh harap darimu. Menerobos jarak dan menusuk hati hingga pedih menyelimuti diri. Tercabik-cabik hingga lupa ada air mata bersaksi.
Aku pulang Ma.., menjawab rindu yang Kau bisikan pada fajar yang menjemput pagi. Sebelum hening menjemput dan tak ada suara yang beradu.
Aku pulang Ma, tunggu aku. Malam ini telah kubelah langit untukmu. Bangunlah, tanyakan kabarku. Jangan diam membisu seperti malam yang tak menghendaki angin. Atau bulan yang tertutupi kabut. Bangunlah, Aku sudah pulang menjemput rindumu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H