Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Kekerasan Seksual yang Menjadi-jadi

Diperbarui: 3 Februari 2021   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi | Sumber. shutterstock via Kompas.com

" Tindakan kekerasan seksual saat ini tidak hanya terjadi diluar, tetapi di komunitas kecil seperti keluarga justru sangat masif terjadi"

Mawar dan Melati tak menyangka pertemuan mereka dengan seorang lelaki saat berjalan pulang berbuah petaka. Mereka dibujuk seorang pria dewasa dengan dalil diantar pulang. Namun sayang, justru dibawa ke rumah pria dan disetubuhui tujuh lelaki secara bergilir.

Dua wanita bau kencur berumur 15 dan 16 tahun yang baru duduk dibangku sekolah menengah pertama ini kepayahan setelah para pria-pria itu melampiaskan napsu bejatnya. 

Sementara di sebuah keluarga di Halmahera sana, Bunga lebih sial lagi. Sejak 2017, Ia menjadi bulan-bulanan birahi dari sang ayah, paman hingga kakek. Ia disetubui terlebih dulu oleh sang kakek di kebun, kemudian berjalan waktu diperkosa oleh sang ayah yang mabuk dan sang paman yang juga dalam keadaan mabuk. Bunga tak menyangka, Ia dihancurkan tanpa iba atau belas kasih oleh mereka yang memiliki pertalian darah.

Dua kejadian di atas terungkap belakangan ini dengan rentan waktu seminggu. Bulan-bulan sebelumnya, atau ditahun sebelumnya kasus kriminal ini juga masif terjadi. Seakan-akan ini menjadi biasa yang membentuk pola baru.

Pemerkosaan hingga pelecehan seksual melibatkan remaja yang digerayami beramai-ramai atau bahkan keluarga sendiri. Yang terakhir ini justru sering terjadi. Ayah memperkosa anak, Kakek memperkosa cucu, cucu memperkosa nenek dan tindakan abnormal lainnya.

Maraknya kejahatan seksualitas seperti ini justru semakin dekat ke lingkungan keluarga. Keluarga yang seharusnya menjadi benteng anak-anak dari ancaman kejahatan dan merupakan tempat tumbuh kembang anak, kehangatan, pendidikan, serta religi justru menjadi ancaman nyata kejahatan ini berjalan. Dan kadang berjalan lama sebelum terungkap karena ketakutan sang anak.

Secara kemanusiaan, saya geram setiap kali membaca informasi kejahatan seperti ini. Apalagi pola kejahatan ini melibatkan keluarga. Sebuah tindakan tak berprikemanusiaan. 

Betapa tidak, bisa-bisanya orang yang mempunyai pertalian darah melampiaskan hasrat seksnya kepada keturunan mereka sendiri. Darah daging mereka sendiri. 

Kondisi yang disebut sebagai Familial Abouse, (Amin et al, 2015) ini justru malah sering terjadi di mana antara korban dan pelaku memiliki hubungan darah dengan tiga kategori kekerasan yakni penganiyayaan, perkosaan dan perkosaan secara paksa Tower (2002) 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline