Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Cinta, Anomali Pekerja Seks

Diperbarui: 21 Oktober 2020   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber. Kompas.com

"Ada setitik harap dari tubuh-tubuh yang tergadai. Cinta dan kehidupan normal".

Dunia prostitusi sudah hadir mengawal peradaban manusia. Sebuah masalah sosial yang paling tua bersanding dengan kemiskinan. 

Munculnya praktik prostitusi juga masih terus diselidiki. Penelitian terbaru mengungkapkan, prostitusi hadir 400 tahun lalu pada peradaban Mesir(1). Paktiknya sendiri sudah melewati peradaban-peradaban besar dengan segala metode yang dipakai (2). 

Gambaran tentang prostitusi di Indonesia bermula pada era kolonialisasi. Namun, tak banyak pula yang mengungkapkan bahwa jauh sebelum kolonialisasi, prostitusi sudah hadir.

Fantasi seks serasa begitu abadi dan tak mampu dihilangkan. Tubuh-tubuh perempuan menjadi komoditi tidak berharga namun paling dinikmati. Diperjualbelikan, diperbudak untuk tujuan tertentu; ekonomi hingga diplomasi.

Cerita mereka

Malam menjelang, pertanda aktivitas manusia mencapai titik klimaks. Psik dan tubuh butuh rehat. Kembali ke rumah; tempat ternyaman. Namun, tidak dengan Anti (20 tahun) dan kawan-kawan. Malam adalah waktu untuk bekerja. Menunggu tamu, menajakan tubuh.

Rok mini dan baju seksi melekat di badan mungilnya. Goresan lipstik di bibir mempercantik penampilan. Tak lupa, wajah diberi sedikit bedak agar nampak aduhai.

"Anti, ada tamu," teriak sang mami.

"Iya mi," Sahutnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline