Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Gorong-gorong yang Tertuduh

Diperbarui: 6 Januari 2021   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Kompas

" Hulu yang terluka, Hilir yang dipermasalahkan"

Sambutan hangat mengiri pembukaan awal tahun 2021, hujan terjadi, banjir melanda dan segala opini mengemuka. Tentang desain tata kota, drainase, kebijakan hingga kadang gorong-gorong yang tersumbat. 

Jakarta misalnya, kota dengan 2 masalah utama yakni banjir dan macet. Kedua masalah yang sering menghiasai opini publik. Banjir kadang menjadi senjata politik dan lebih sering menjadi amunisi menyerang penguasa.

Bisa dibilang, setiap permasalahan banjir di Jakarta akan menciptakan korban, yakni pemimpin yang menahkodai Jakarta. Sebab, periode demi periode mereka dianggap tidak dapat mengatasi banjir yang merupakan masalah "klasik".

Tapi benarkah semua salah pemimpin, kebijakan, drainase sampai gorong-gorong yang tersumbat? toh tersumbatnya gorong-gorong juga akibat ketidakmampuan manusia menjaga lingkungan. 

Membuang sampah sembarangan, mengotori sungai dan segala bentuk dan perilaku abnormal lainnya.

Tentu segala item di atas merupakan bagian dari permasalahan yang juga memberikan andil terhadap banjir. Tetapi, yang menjadi perkara ialah permasalahan hilir selalu menjadi perdebatan sementata hulu cenderung diabaikan.

Kurangnya konsen pada permasalahan hulu memberikan efek yang tak sedikit. Terutama maraknya kerusakan lingkungan utamanya hutan. 

Berapa pohon yang dibabat habis karena kepentingan industri dan gairah perdagangan produk kehutanan yang menggeliat di pasar ekspor. 

Berapa luas hutan yang tersisa dan berapa masyarakat yang dirugikan karena tindakan-tindakan ini (pembalakan liar, pembukaan tambang, sawit, lahan perkebunan dan lahan keperluan lainnya).

Permasalahan banjir tidak semerta-merta terjadi begitu saja karena luapan sungai atau gorong-gorong yang tersumbat. Selain karena perilaku manusia yang abai pada kesadaran menjaga lingkungan juga karena permasalahn kerusakan hutan yang linear dengan dampak yang ditimbulkan.

Kerusakan lingkungan, rusaknya hutan, hingga resapan air kian hari kian menipis akibat keserakahan manusia merusak keseimbangan alam demi mengejar hasrat kepentingan ekonomi.

"Banjir adalah cara alam memberikan pelajaran pada manusia. Bahwa alam juga butuh keseimbangan"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline