Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Sebuah Pengalaman Melakukan Presentasi secara Daring

Diperbarui: 24 Juli 2020   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: minanews.net

Dunia pendidikan dihadapkan pada kondisi baru di mana adaptasi perlu dilakukan. Saat ini, di tengah situasi pandemik adaptasi itu semakin kencang di terapkan terutama perkuliahan. Pada tahun ajaran 2020 ini, nasib perkuliahan tatap muka belum menjadi sebuah opsi yang tepat sehingga kebanyakan Universitas mengeluarkan kebijakan perkuliahan daring.

Selain perkuliahan daring, pengambilan data dari primer juga diarahkan ke sekunder, pengurusan segala bentuk administrasi dan bahkan sidang-sidang seperti proposal,semianr hasil,skripsi, tesis dan desertasi. Yap semuanya di lakukan secara daring.

Tulisan ini mengulas pengalaman yang di alami penulis sendiri. Di mana pada hari Kamis 23 Juli 2020 yang bertepatan dengan Hari Anak Nasional, saya melangsungkan seminar hasil penelitian secara daring. Yap, setelah sebelumnya pada bulan Maret tertunda karena kondisi Lockdown dan kebijakan kampus yang melarang aktivitas tatap muka hingga sekarang.

Suka duka pertama ialah pendaftaran online yang sebelumnya enteng saja jika melakukan pendaftaran secara manual. Akan tetapi, saya sendiri menganggap hal ini lebih efisien dari segi waktu. Kita hanya perlu login menggunakan akun milik pribadi yang di berikan universitas untuk mengakses fasilitas yang disediakan.

Sebelum ke pendaftaran proposal, seminar dll. Kita terlebih dulu meminta persetujuan secara online di mana screnshoot menjadi legalitas keabsaahan sebuah naskah dan waktu presentasi di setujui dan berbagai keperluan lainnya. Banyak kawan-kawan saya merasa kebingungan perihal tanda tangan yang secara umum harusnya dibubuhkan di atas kertas.

Setelah semua berkas selesai dengan bukti Screnshoot, kita akan mengisi persyaratan-persyaratan akademik yang sudah menjadi ketentuan. Akan tetapi masalah muncul ketika file terlalu besar dan melebihi ketentuan ukuran file dari pihak kampus. Kita perlu mengkompres ukuran file tersebut agar sesuai.

Permasalahan kedua ialah salah Upload karena buru-buru mengejar waktu presentase agar tidak disalip peserta lain. Bagi saya sendiri ini kesalahan pribadi karena telaten dan teliti sangat penting. Apalagi bahan presentasi tersebut akan di paparkan nanti.

Proses ini tidak memakan waktu lama, paling lama ya 30 menit.  Setelah itu, menunggu hingga ada konfirmasi persetujuan dari admin universitas setelah mempelajari berbagai berkas syarat presentasi. Setelah di setujui, maka langkah selanjutnya ialah mendistribusikan undangan kepada pembimbing dan pihak-pihak terkait. Tentu saja cukup kirim lewat pesan whatsaap, tak perlu mengeluarkan biaya bensin untuk mengantarnya satu-satu. The Powe of Scren Shoot.

Pada H-1 presentasi makalah, saya terbentur oleh situasi. Kosan yang saya tempati sudah beberapa minggu ini di bongkar dan dijadikan lantai dua oleh ibu dan bapak kosan. Kacau pikirku.

Bunyi ketukan palu, gergaji dan segala pernik pertukangan akan menggangu kondisi melakukan presentasi makalah nanti. Waktu saya tersita memikirkan di mana tempat yang tepat harus melakukan presentasi. Apalagi di tengah pandemik ini, kawan-kawan seangkatan memilih untuk pulang kampung sehingga tak ada satupun kosan mereka yang bisa di gunakan.

Selama seminggu lebih kegalauan itu berkecamuk. Saran dari teman sekosan selalu menjadi masukan setiap hari. Sebelum H-1 saya putuskan ke Jakarta. Ke kosan kawan-kawan yang saya pikir aman untuk presentasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline