Lihat ke Halaman Asli

Fauji Yamin

TERVERIFIKASI

Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Suara Kekuasaan

Diperbarui: 30 Januari 2018   06:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Aku belum pantas mengata-ngataimu wahai penguasa, tetapi untuk mengingatkanmu, aku merasa cukup.

Aku juga belum bisa menghardikmu, tetapi untuk mengkritik aku rasa cukup. Bukankah kalian punya keutamaan di hadapan tuhan?

Aku juga tidak menawarkan tuhan pada kalian sebab aku masih melirik-lirik. Hanya sedikit berpesan, tuhan tidak pernah menjauh, hanya kalian yang memilih menjauh kemudian berteriak atas nama tuhan.

Kalian berpikir bahwa, kursi itu seperti Milik -NYA. Padahal, tidak ada ukurannya. Kursi kalian tidak terlalu nyaman, bahkan sampai 1000 dekadepun tidak sedikitpun mendekati milik-NYA.

Kursi kalian hanya tumpukan lembar-lembar yang habis demi mobil mewah, rumah mewah, istri cantik, istri muda.

Sedangkan recehnya kalian pakai membeli suara, mengantar diri, mengamankan kursi jika tiba saatnya. 

Bukankah suara -suara itu amanah?bahka sampai mempunyai kuasa. Suara titipan yang kalian makan dan berak atas nama itu? Suara yang memberi kalian gengaman kekuasaan yang kalian pakai untuk suap, menipu, mendzolimi itu?

Aku tidak ingin menyadarkan kalian, sebab aku takut. Aku takut menjadi bubur disaat negeri membutuhkan nasi. Aku takut menjadi "hamba" sekaligus "penguasa" yang juga ingin berebut kursi.

Aku hanya ingin berpesan, gula kami mahal, beras kami mahal, ikan kami mahal, susus kami mahal. Kopi ku pun sudah habis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline