Lihat ke Halaman Asli

Demi Kekuasaan, WH Minta Restu Atut di Penjara

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demi meraih kekuasaan di Pilgub Banten, Wahidin Halim (WH) menanggalkan idealismenya. Mantan Walikota Tangerang dua periode ini tanpa malu datang ke Rutan Pondok Bambu untuk mendapat restu mantan Gubernur Banten Atut Chosiyah agar mendukungnya maju di Pilgub Banten. Atut yang merupakan terpidana kasus suap hakim MK memberi restu anaknya yakni Andika Hazrumy berdampingan dengan WH pada Pilgub Banten 2017.

Bersatunya WH dengan Andika mematahkan idealisme WH dalam upaya membersihkan Banten dari dinasti politik keluarga. Pada 2012, WH adalah calon gubernur yang paling keras mengkritik  sistem kekerabatan yang dibangun dinasti Atut. Tapi pada 2017,WH malah berhubungan mesra dengan jaringan Atut. WH seakan amnesia dengan pernyataan-pernyataan pedasnya tentang dinasti Atut. 

Politisi Partai Demokrat itu menjilat ludahnya sendiri di depan Atut. WH yang dulu kencang mengkritik Atut, akhirnya bertekuk lutut. WH merasa butuh restu dan sokongan dana dari jaringan Atut untuk maju di Pilgub Banten 2017. 

http://titiknol.co.id/politik/wh-akui-bicarakan-pilgub-banten-dengan-atut-di-penjara/

Atut bukanlah politisi kemarin sore. Restu dan kucuran dana untuk WH tentu tidak diberikan begitu saja. Ada transaksi dalam restu ini. Tersiar kabar bahwa ada kontrak politik dalam restu dari Rutan Pondok Bambu. Kontrak politik itu intinya jika pasangan WH - Andika menang politik maka orang-orang kepercayaan Atut di pemerintahan akan ditempatkan di posisi-posisi strategis.

https://m.tempo.co/read/news/2013/10/10/078520816/wahidin-halim-dinasti-atut-tersungkur

Dengan kontrak politik ini yang akan rugi adalah rakyat Banten.  Birokrasi akan diisi bukan oleh orang yang memiliki kompetensi tapi oleh negosiasi dan komposisi!!!

Kenyataan ini merupakan bukti bahwa nasib warga Banten ditentukan oleh seorang pesakitan terpidana korupsi yang kini sedang meringkuk di dalam penjara. Rampok uang rakyat yang tetap berkuasa mengatur hitam-putihnya kehidupan warga Banten.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline