Lihat…
Tepat setelah lampu-lampu kota dimatikan…
Kau menyala sebagai satu-satunya kenangan yang paling terang
Disini,
Kedai kopi yang pernah kita singgahi
Aku pernah berimaji
Melukis asa
Menggores warna
Pada sebuah harapan panjang yang terhalang dinding kecemasan
Aku menuliskan kenangan di kanvas yang berlubang