Pendahuluan
Alkitab adalah Firman Allah. Alkitab tidak ditulis karena kehendak dan keinginan manusia yang berdosa, tetapi oleh inspirasi Roh Kudus kepada manusia yang telah dipilihNya untuk ditulis atas nama Allah. Alkitab sendiri mengatakan bahwa Alkitab adalah nafas Allah (2 Timotius 3:16), dalam hal ini, bahwa Alkitab adalah komunikasi Allah kepada manusia untuk mengajar dan menyatakan kesalahan serta memperbaiki manusia yang rusak.
Grant R. Osborne mengatakan, Alkitab tidak diwahyukan melalui "mulut para malaikat"." Walaupun diinspirasikan oleh Allah, Alkitab ditulis dalam Bahasa manusia dan di dalam budaya-budaya manusia.[1] Dengan demikian, setiap manusia yang akan dipakai oleh Allah, perlu untuk dibekali oleh Allah sendiri. Ini adalah suatu penegasan bagi manusia yang akan menjelajahi isi Alkitab.
Memahami Alkitab tidaklah mudah untuk dimengerti tanpa mengandalkan Allah, sebab bagaimana mungkin manusia yang berdosa dan terbatas bisa memahami Allah yang transenden, sempurna dan memiliki intelegensi yang tanpa batas. Artinya mustahil bagi kita untuk mengerti hal-hal yang rohani tanpa iluminatif Roh Kudus. Interpretasi terhadap Alkitab tanpa belajar dengan baik dan bersandar pada kehendak Tuhan, maka akan merujuk kepada pemahaman yang keliru, sehingga mendatangkan kesesatan dan pola pikir yang liar.
Definisi Hermeneutik
Etimologi Hermeneutik
Kata Hermeneutik berasal dari bahasa Yunani (Hermeneuo), yang berarti menginterpretasi, menjelaskan, atau menerjemahkan. Kata ini berhubungan dengan dewa Hermeus, ini adalah dewa dalam mitos orang Yunani yaitu yang bertugas menyampaikan berita dari para dewa kepada manusia.
Dewa ini juga adalah dewa ilmiah, penemuan, kefasihan bicara, seni tulis dan kesenian. Sebenarnya istilah Hermeneutik ini tidak dipakai untuk menafsirkan Alkitab saja. Melainkan dipergunakan untuk mencari arti misalnya kesenian, sejarah, literatur, ilmu purbakala dan penerjemahan. Bahkan dalam kehidupa sehari-hari saja, sadar atau tidak sadar, Hermeneutik sering kali kita pakai untuk menjelaskan hal-hal yang kita lihat atau dengar.[2]
Terminologi Hermeneutik
Hermeneutik adalah istilah yang secara tradisional dipakai berkaitan dengan penafsiran teks. Namun belakang ini hermeneutika sendiri telah mengalami perubahan sedemikian besar sehingga disiplin menemukan tiga tahap walaupun semuanya kontrakdiktif.
Pertama, Hermeneutik dipahami sebagai ilmu dan seni: ilmu, karena ada peraturanperaturan dan prinsip-prinsip penting yang diterapkan pada tugas itu. Sementara Seni karena sering dibutuhkan penilaian matang bersumber dari pengalaman dan kompetensi. Tugas penafsiran adalah untuk memahami apa yang dikatakan oleh teks. Dalam visi Hermeneutik ini yang terutama diperhatikan adalah tata bahasa, perumpamaan dan genre sastra lain, prinsip dalam mempelajari kata, bagaimana mengaitkan tema-tema kitab suci tersebut. Hermeneutika sebagai ilmu dan seni ini lebih mengarah kepada literal yang dipergunakan oleh agama Yuhad pada zaman kuno, apostolik dan Patristik pada era Reformasi