Lihat ke Halaman Asli

Mendadak Zombie, Virus LGBT Mengancam Indonesia

Diperbarui: 14 Februari 2016   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menurut riset dari dosen Fakultas Ekonomi UI, virus LGBT dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi populasi. Di tengah upaya keras pemerintah mengejar target pertumbuhan 5.3%, ancaman tersebut tentulah ancaman serius. Presiden Jokowi di tengah lawatan ke AS, sontak merencanakan paket ekonomi khusus terkait hal ini. Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Bappenas, dan BKKBN akan berkumpul merumuskan kebijakan yang tepat. Melihat kadar bahayanya, paket ini diperkirakan diberi nomor 13 yang artinya celaka tiga belas.

Dahsyatnya penyebaran virus ini bisa dilihat di film "The Walking Dead". Seperti itulah, penderita LGBT dapat menularkan virusnya melalui gigitan, sentuhan tangan, bahkan tatapan mata. Seorang ibu rumah tangga berdaster mengisahkan, anaknya berumur 3.5 tahun yang sedang naik sepeda tiba-tiba pulang sambil menyeringai dan bergerak liar seperti kesurupan. Tanpa gejala, tanpa sindrom, tiba-tiba berubah seketika, mendadak seperti zombie. Sangat mengerikan, membahayakan, sekaligus tragis.

Keberadaan virus LGBT ini sudah tentu mengejutkan kita semua. Di tengah perseteruan tiada akhir dari para kecebonger dan kampreter, penyebaran secara terstruktur, masif, dan sistematis sedang berlangsung tanpa terdeteksi. Situs 'coming out' ala Indonesia yang pertama kali membocorkan virus ini. Situs yang dicurigai mendapat aliran dana dari UNDP untuk melegalisasi LGBT. Selanjutnya, segalanya menjadi tidak sama lagi.

Bangsa Indonesia yang terkenal religius, meskipun banyak koruptornya, merasa kecolongan. Sontak, aktivis-aktivis Islam serentak turun tangan, bahu membahu, berjihad lewat status dan meme. Penganut Sunni, Syiah, Wahabi, dan berbagai aliran lainnya mendadak rukun dan bekerja sama. Garis keras, garis lunak, dan tanpa garis bersatu-padu, peristiwa yang langka tapi nyata. Mereka sama-sama merencanakan taubat nasuha di Lapangan Monas, dengan atau tanpa ijin Ahok. Maklum, Ahok saat ini sedang berkonsentrasi ke Kalijodo, sepertinya masa bodo bila Monas diduduki.

Rakyat Indonesia menjadi sangat khawatir dan paranoid, bila azab seperti Kaum Sodom akan menimpa kembali. Penduduk Jabodetabek menjadi cemas, akankah Gunung Salak tiba-tiba menyalak menyemburkan isinya. Bukan, isinya bukan salak atau batu sebesar salak, tapi batu-batu sebesar rumah orang dewasa. Batu sebesar itu terlalu besar untuk dijadikan batu akik, malah menjadikan orang terpekik-pekik. Kiamat memang sudah dekat, tapi semua orang tidak siap bila sedekat itu.

Hanyalah kekuatan iman yang bisa membentengi penularan virus LGBT. Virus dari segala jenis penyakit, penyebab HIV, AIDS, DBD, SARS, kanker, diabetes, asam urat, hingga Zika. Mari sama-sama kita gelengkan kepala dan ayunkan tangan, katakan tidak pada LGBT. Kami ora sudi LGBT. Kembalilah kepada ajaran agama masing-masing, jalani ibadah dengan tekun dan khidmat, insya Allah semua mendapat surga. Sebagai pribadi saya mohon maaf bila ada tulisan yang tidak berkenan. Saya lagi bete LGBT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline