Sepekan gonjang-ganjing dunia perpolitikan di Indonesia karena penunjukan Komjen BG sang tersangka KPK sebagai calon Kapolri akhirnya diselesaikan oleh Presiden Jokowi secara elegan yaitu dengan menunda pelantikan sebagai Kapolri sampai ada ketetapan hukum. Banyak yang bergembira dan lega dengan keputusan presiden ke tujuh tersebut, namun tidak sedikit pula yang kecewa berat (sakitnya hati (). Komunitas yang bergembira dan lega tentunya bagi para relawan pendukung Jokowi maupun kelompok idealis lainnya (kekuatan ekstra parlementer). Sedangkan kelompok yang kecewa berat adalah komunitas kontra Jokowi yang selama ini bersikap berseberangan dengan Jokowi dan koalisinya. Kelompok kontra Jokowi kecewa berat karena strategi mereka untuk menjerumuskan Jokowi (membuat stigma negatif) dengan bersikap seolah-olah mendukung dengan bulat atas penunjukkan Komjen BG sang tersangka KPK ternyata gagal total (dalam dialek Banyumasan ; gagal maning gagal maning!!!).
Menurut analisis ngawurologi , ternyata kita mendapat pembelajaran pemetaan politik yang cerdas dari Jokowi beserta timnya. Kenapa saya mengatakan beserta timnya, karena bagaimanapun juga design SANDIWARA mengajukan Komjen BG sebagai calon tunggal Kapolri yang notabene sudah ditandai warna merah oleh KPK (akhirnya tersangka) tentunya melalui proses analisa strategi politik dengan rencana skenario yang matang serta melibatkan peran aktif pendukung dari Koalisi Indonesia Hebat beserta tim ring satu istana. Mengapa saya mengatakan sebagai sandiwara, karena semua itu hanyalah sebagai umpan pancingan kepada lawan-lawan politiknya (Koalisi Merah Putih) sekaligus memetakan kekuatan politik. Begitu cantik dan cerdasnya strategi permainan politik Jokowi dkk sehingga kita baru tersadar setelah endingnya. Kebijakan Jokowi yang antagonistik tersebut menstimulir masyarakat melakukan penolakan terhadap Komjen BG sebagai calon tunggal Kapolri. Bagi para Jokowi Haters ada amunisi untuk melakukan bullying di berbagai medsos, sedangkan bagi Jokowi Lovers terkena syndroma terkaget-kaget dan kecewa.
Umpan yang terdesign rapi tersebut akhirnya direspon oleh Koalisi Merah Putih di komisi III DPR menyetujui calon Kapolri yang diajukan Jokowi, tentunya dengan berbagai pertimbangan kepentingan politik kelompoknya. Bayangkan saja dalam rapat paripurna secara aklamasi menyetujui komjen BG sang tersangka KPK sebagai calon Kapolri. Yang jadi pertanyaan, keuntungan apakah yang akan diperoleh Jokowi dengan strategi antagonistik tersebut? Menurut ilmu ngawurologi ada beberapa keuntungan politis yang diperoleh oleh Jokowi, diantaranya adalah:
Keuntungan pertama, Jokowi mampu memetakan kekuatan politik di DPR yang didominasi Koalisi Merah Putih yang diduga ada kecenderungan akan melakukan pembusukan kebijakan pemerintahan. Dalam hal ini Jokowi menuai keuntungan politis, karena masyarakat akan menilai Jokowi lebih mau mendengarkan aspirasi masyarakat dari pada anggota dewan yang mengabaikan aspirasi masyarakat dan kaidah hukum. Dampak yang lebih serius akan membuat posisi tawar yang rendah anggota Koalisi Merah Putih dihadapan konstituennya. Akhirnya akseptabilitas Jokowi di masyarakat semakin menguat.
Keuntungan kedua, menunjukkan kepada masyarakat dan lawan politik bahwa Jokowi mempunyai kemampuan dan kemandirian menentukan kebijakan pemerintahannya yang tidak bisa diintervensi oleh kekuatan partai pengusungnya. Independensi pemerintahannya telah nyata ditunjukkan kepada rakyat Indonesia, stigma presiden boneka hanya rekaan para lawan politiknya.
Keuntungan ketiga, relawan pro Jokowi semakin kuat mengkonsolidasikan untuk tetap mengawal dan mengawasi segala kebijakan pemerintahan Jokowi sehingga akan meminimalkan adanya intervensi pihak lain.
Keuntungan keempat, menunjukkaan bahwa kualitas berpolitik Jokowi lebih tinggi beberapa level daripada lawan politiknya, beliaunya lebih piawai dan cerdas berpolitik ……( ( (
Keuntungan kelima, koalisi merah putih akhirnya lunglai menghadapi wong ndeso……( ( (
Keuntungan keenam, komunitas Jokowi Haters semakin tidak simpati lagi terhadap polah tingkah Koalisi Merah Putih….
Salam Ngawurologi
Jogja, Sabtu Legi-17 Jan 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H