Lihat ke Halaman Asli

Secangkir Kopi

Diperbarui: 30 September 2015   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Secangkir kopi,

Ku seduh dalam dinginnya malam

Memacu liar degupan jantungku

Mengingatkanku pada manis pahitnya masa lalu

Hingga terbayang sosok yang ku sebut kamu

 

Secangkir kopi,

Menenggelamkanku ke dalam kenangan saat bersamamu

Mendekapku dalam sejuta rasa yang tak mampu ku urai

Mengais sosok yang kini tak dapat lagi ku rengkuh

Hingga akhirnya menciptakan tetes bulir air mata yang jatuh tak tertahan

 

Secangkir kopi,

Membawaku menuju sosok yang tak lagi dekat denganku

Membuat khayalan liar menari-nari dalam otakku

Menjamah gersangnya hati yang tak terurus setelah kepergianmu

 

Secangkir kopi,

Ku ingin menikmati berdua bersamamu

Dalam pekatnya malam

Dan dalam hangatnya tautan jemari tangan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline