Pada zaman sekarang ini, berbagai jenis makhluk hidup telah berevolusi. Baik hewan maupun tumbuhan, masing -- masing memiliki keunikannya masing -- masing. Namun, setiap makhluk hidup memiliki kesamaan, yaitu semua makhluk hidup pada awalnya adalah sel. Pada organisme multisel, sel tidak hanya berkelompok, tetapi dihubungkan serta dikoordinasikan dalam satu kesatuan. Sejak beberapa abad yang lalu, teori sel terus berkembang dan bermunculan.
Sel berasal dari bahasa latin, yaitu Cella yang berarti "ruang kecil". Pernyataan tersebut dikemukakan pada tahun 1665 oleh seorang penemu, ahli kimia dan matematika, arsitek, serta seorang filsuf bernama Robert Hooke. Ketika ia melakukan pengamatan pada sayatan gabus, ia menemukan adanya ruangan -- ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Beberapa tahun kemudian, seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Antonie Van Leeuwenhoek merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal.
Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami, dan ia menemukan ada organisme yang bergerak -- gerak dalam air, yang dengan kata lain, terdapat suatu organisme hidup dalam air. Dengan demikian, Antonie Van Leeuwenhoek adalah orang pertama yang menemukan sel hidup. Organisme tersebut merupakan bakteri. Teori tersebut kembali dikembangkan pada tahun 1831 oleh seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown. Ia menyatakan bahwa sel merupakan satu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran dan di dalamnya terdapat cairan yang disebut protoplasma.
Protoplasma adalah bagian hidup dari sebuah sel yang dikelilingi oleh membran plasma. Protoplasma terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam amino, monosakarida dan air, dan makromolekul seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida. (wikipedia, 2017)
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1839, seorang ahli fisiologi asal Jerman, Theodore Schwann beserta seorang ahli botani asal Jerman mengemukakan sebuah teori, dimana setiap makhluk hidup tersusun dari banyak sel. Teori tersebut dipercaya hingga sekarang. Akan tetapi, muncul sebuah pertanyaan besar dikalangan para peneliti kala itu. Jika semua makhluk hidup tersusun atas sel, maka darimanakah asal sel -- sel tersebut? Rudolf Virchow yang merupakan ahli fisika berkebangsaan Jerman pun menyatakan bahwa sel dapat melakukan pembelahan diri, yaitu meiosis dan mitosis. Teorinya ia tuangkan dalam sebuah epigram, yaitu "Omnis Cellula e Cellula", yang berarti "Setiap sel berasal dari sel sebelumnya". Epigram itu ia publikasikan pada tahun 1858.
Epigram tersebut sebenarnya tidak ditemukan murni oleh Rudolf Virchow, melainkan oleh Franois-Vincent Raspail. Teori ini adalah suatu bentuk penolakan terhadap suatu teori yang menyatakan bahwa menyatakan organisme berasal dari benda mati, yang disebut "spontaneous generation". Selain itu, Rudolf Virchow juga merupakan orang yang pertama kali menguak tentang sel -- sel Leukimia. Teori tersebut semakin diperkuat dengan percobaan oleh seorang ahli mikrobiologi asal Perancis, Lous Pasteur.
Penemuan selanjutnya dikemukakan oleh Felix Durjadin, yang mengemukakan bahwa protoplasma, yang merupakan cairan yang terdapat dalam suatu sel merupakan bagian terpenting dari sel itu sendiri. Protoplasma sendiri merupakan bagian hidup dari cell yang dikelilingi oleh membran cell. Nama "Protoplasma" itu sendiri diberikan oleh Johanes Purkinje, untuk menamai bahan embrional sel telur. Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu biologi, kebenaran tentang sel semakin terbuka.
Didalam ilmu biologi sendiri, pengertian cell merupakan kumpulan dari materi paling sederhana dengan ukuran kecil yg dapat hidup & merupakan unit penyusun dari semua makhluk hidup. (Irmawan Hadi Saputra, 2013)
sebagian besar reaksi kimia terjadi didalam sel, dan berfungsi untuk mempertahankan kehidupan yang tengah berlangsung didalam sel tersebut. Semakin berkembangnya ilmu biologi, terkuak bahwa ada makhluk hidup yang terdiri dari satu sel, atau biasa disebut sebagai organisme uniseluler (Uni berarti satu) dan ada juga makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel, atau biasa disebut multisel (Multi berarti banyak). Contoh dari organisme uniseluler adalah bakteri dan amoeba. Organisme multiseluler cenderung lebih mudah untuk dilihat, contohnya adalah tumbuhan, hewan dan juga manusia.
Sel yang terdapat pada organisme multiseluler telah terspesialisasi sehingga dapat menjalankan fungsinya masing -- masing. Sebanyak apakah sel yang ada dalam tubuh manusia? Sampai saat ini telah diketahui bahwa sel manusia berjumlah 1013 sel. Jauh lebih banyak dan lebih rumit jika dibandingkan dengan bakteri atau amoeba.
Namun, meskipun sel pada manusia sangat banyak jumlahnya, semuanya berasal dari pembelahan satu sel. Sebagai contoh, tubuh tikus muncul karena adanya pembelahan dari sel telur induknya yang sudah dibuahi. Supaya masing -- masing sel tidak bercampur, maka setiap sel dilapisi oleh sejenis membran, yang disebut membran plasma. Didalam sel itu sendiri terdapat suatu cairan yang bernama sitoplasma. Bagian sel yang dapat mengatur aktivitas sel adalah nukelus. Setiap sel memiliki DNA yang berfungsi sebagai materi genetik dan bisa diwariskan. Selain itu, semua sel memiliki susunan struktur bernama ribosom. Ribosom berfungsi dalam pembuatan protein. Ada dua jenis sel yang telah ter-identifikasi, yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik.