sangat jarang, mungkin hanya sekali atau dua kali
sang guru menyapaku dalam rupa manusia
yang bisa bertutur kata dan menyapa
yang bisa diajak bertukar pikiran layaknya besi mengasah besi.
ketika jiwaku sudah tajam
rupa manusianya hilang
dan hanya jiwanya yang tersisa
karena jiwa abadi dan sempurna
beberapa tanda kemanusiaannya akan tertinggal pula
seperti kecupan lembut pada rambutku