Lihat ke Halaman Asli

Memerdekakan Pikiran

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu tugas suci dan berat telah berada di pundak-pundak kita sahabat, yaitu memerdekakan mereka yang saat ini terzalimi bangsa sendiri serta memimpin mereka ke gerbang pergerakan yang lebih baik. Maka dari itu sebagaimana Tan Malaka berkata “ Mari perkuat pikiran-pikiran rasionalitas sebab pengetahuan dan cara berpikir begitu merupakan puncak tingkatan tertinggi dalam peradaban manusia dan tingkatan pertama unutuk melaju ke zaman depan “ (Aksi Masa)

Kita bangsa timur dan kita masih menjunjung tinggi kesaktian dan adat istiadat serta kebenaran bangsa timur. Berpikir takhayul, tak rasional itu merupakan kemasygulan dan menyiksa diri. Manusia itu harus berjuang, berdaya mencoba jika jatuh bangun lagi hingga menang dalam ikhtiar mu, karen inilah yang dinamakan hidup ! Dan inilah sebenarnya hidup ! Dan kita sebagai manusia sejati mesti mematahkan semua yang merintangi kemerdekaan itu.

Tetapi kita tak akan dapat bebas berfikir merdeka jika kita masih saja tidak dapat membuang segala takhyul dan kebudayan berfikir yang sesat. Tenaga ekonomi sosial yang ada saat ini harus dipersatukan guna mnghancurkan imprealisme barat yang ada saat ini. Jangan sampai kita kalah oleh bangsa barat dalam berpikir dan menganalisa sebuah situasi. Akuilah bahwa kita juga perlu belaajar dengan barat tetapi ingat jangan sampai kita menjadi PENIRU barat, melainkan kita ini murid timur yang cerdas, suka memenuhi kemauan alam sehingga dapat mengungguli pemikiran-pemikiran orang barat.

Jangan sampai kita menjadi bebek-bebek barat sehingga dengan lugu kita manut terhadap hal tersebut pun begitu ketika kita melihat disekitaran ini, kita hanya mahasiswa belaka yang masih banyak belajar dari siapa saja baik dosen formal maupun dosen non formal, namun ketika mereka berdaya upaya hendak mengkebiri pemikiran-pemikiran kita maka mereka tak lagi dosen sebagai mana soe hok gie berkata “guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah” (CSD)

Dan akhirnya mari kita memerdekakan pemikiran-pemikiran kita dari pada imprealisme mereka orang-orang yang tak mau kita bergerak selangkah lebih depan dari mereka, atas nama kemerdekaan saya akan terus memperjuangkan itu hingga batas yang tak di tentukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline