Lihat ke Halaman Asli

Ody Dwicahyo

Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Zootopia

Menguping Babu, Menjebak Panglima: Mengenal Abang Kifli

Diperbarui: 15 Januari 2019   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan Letnan Jenderal Zulkifli alias Abang Kifli

Sejarah intelijen Indonesia setidaknya mengenal dua nama Zulkifli; pertama, Zulkifli Lubis yang memang seorang bapak pendiri dinas rahasia yang saat ini dikenal dengan nama Badan Intelijen Negara. Kedua, Zulkifli alias Abang Kifli, seorang petualang politik dengan cerita hidup tak ubahnya film Hollywood

Pertama kali muncul ke permukaan sebagai staf menteri agama RI, terlibat dalam upaya pemerintah RI menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia, dan ditangkap oleh intelijen atas informasi dari asisten rumah tangga, siapa sebenarnya Abang Kifli?

Konfrontasi yang dilancarkan oleh Indonesia untuk menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia (mencakup Singapura dan Kalimantan Utara) bukanlah sekedar sejarah konflik antara dua negara serumpun. 

Dalam beberapa episodenya, Konfrontasi melahirkan petualang-petualang politik seperti halnya Abang Kifli. Lelaki berdarah Melayu Kalimantan ini juga merupakan "bawahan" dari petualang politik lainnya bernama A.M. Azahari. 

Berbeda dengan Abang Kifli, Azahari mendapatkan perlindungan politik dari Soekarno dan hidup sebagai eksil di Bogor hingga wafat pada tahun 2005. Sebab merasa di dalam perlindungan, Azahari juga memiliki lebih banyak kesempatan untuk membuka suara dibandingkan Kifli. 

Salah satu wawancara terhadap Azahari dilakukan oleh duo Pramudya yaitu Pramudya Ananta Toer dan Pramudya Ardanta Taufik pada tahun 1997 yang antara lain mengungkap dukungan besar yang diberikan oleh rezim Soekarno kepada Federasi Kalimantan Utara.

Letnan Jenderal Asisten Menteri Agama: Mengenal Abang Kifli 

Dalam karya spektakulernya Intel: Inside Indonesia's Secret Service Kenneth Conboy mendedikasikan satu halaman untuk menceritakan avonturir politik bernama Abang Kifli. Menurut penuturan Subandi dalam wawancaranya oleh Ken Conboy, Abang Kifli bermigrasi ke Indonesia pada tahun 1950an dan bekerja sebagai asisten dari Menteri Agama RI. Meskipun telah berada di sekitar pusaran kekuasaan, latar belakang Abang Kifli belum banyak diketahui. (hlm.37-38)

Seperti tertulis dalam The Genesis of Konfrontasi: Malaysia, Brunei, Indonesia 1945-1965,A.M. Azahari yang di kemudian hari menjadi "atasannya" bahkan tidak pernah mengetahui arah politik Kifli pada tahun 1950an. 

Hubungan yang ragu-ragu antara Azahari dengan Kifli tidak membuatnya ragu untuk menempatkannya sebagai Menteri Pertahanan pada pemerintahan perlawanan bernama Federasi Kalimantan Utara yang didirikan atas sokongan Soekarno dan Menlu Soebandrio. Kifli bahkan diberikan pangkat Letnan Jenderal yang oleh media-media Malaysia dan Singapura kerap kali diragukan keabsahannya dan ditulis di antara tanda kutip.

Dukungan terhadap Federasi Kalimantan Utara diberikan oleh Soekarno melalui dinas rahasia yang loyal kepadanya bernama BPI (Badan Pusat Intelijen). Badan Pusat Intelijen yang pada awalnya dipimpin oleh perwira-perwira angkatan darat termasuk Nasution pada awal dekade 1960an beralih ke tangan Brigadir Jenderal Sugeng Sutarto, ex-kepala badan intelijen kepolisian yang oleh Ken Conboy dideskripsikan sebagai diehard soekarnoist. Di atas Sugeng Sutarto terdapat Menlu Soebandrio yang secara de facto berperan sebagai kepala intelijen republik kala itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline