Lihat ke Halaman Asli

Ahmed Maqbulah

Farmasi | Minat Kajian Kesehatan & Politik | Himpunan Mahasiswa Islam | Komite Pemuda Nasional | Relawan Lingkungan

Menuju Karantina Wilayah: Pahami Standar Pemakaian Hand Sanitizer dan Disinfektan

Diperbarui: 30 Maret 2020   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melirik perkembangan tata cara mengurangi risiko penularan covid-19, media sosial dibanjiri langkah pembuatan antiseptik, hal ini menjadi tren dimasa darurat covid-19. Tidak sedikit masyarakat keliru dalam mempraktekan pembuatan antiseptik serata penggunaannya.

Bertepatan dengan kenaikan angka covid-19 pada tanggal 29/03/2020, saya diberi kesempatan untuk berbicara dalam diskusi online yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Farmasi Universitas Halu Oleo, selain pengurus BEM UHO teman-teman mahasiswa dan alumni farmasi uho serta mahasiswa univeristas/sekolah tinggi farmasi diluar sulawesi tenggara ikut gabung dalam diskusi ini. Kami banyak membahas tentang bagaimana peran mahasiswa farmasi dimasa darurat covid-19 serta bagaimana menyikapi pembuatan handsanitizer dan disinfektan serta pemakainnya.

Hand Sanitizer dan Disinfektan merupakan sediaan yang memiliki standar pembuatan dan standar pemakaian. Banyak beredar disosial media vidio atau foto masyarakat sedang membuat hand sanitizer dan disinfektan tanpa memerhatiakn standar pembuatan dan pemakayan. 

Hal ini tentu menjadi perhatian husus bagi praktisi farmasi karna hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian terhadap pengguna baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hand sanitizer merupakan antiseptik yang digunakan setelah menyentu apapun yang berpotensi dapat meninggalkan bakteri pada tangan atau permukaan kulit lainya. Pada stiap 5 kali pemakaian antiseptik, perlu dilakukan 1 kali cuci tangan dengan sabun pada air mengalir, langkah ini disarankan agar terhindar dari iritasi juga membersihkan bakteri mati yang masih menempel ditangan. 

Disinfektan merupakan cairan kimia yang digunakan untuk permukaan benda mati, WHO tidak menyarankan penggunaan alkohol dan klorin keseluruh permukaan tubuh. 

Sekolah Farmasi Institut Teknolohi bandung juga menulis waktu kontak efektif dan konsentrasi cairan disinfektan yang disemprotkan ke seluruh tubuh dalam bilik disinfeksi untuk membunuh mikroba belum diketahui, apalagi waktu kontak efektif terhadap virus SARS-CoV-2.

Baca Juga: Tanggapan Maraknya Penggunaan Bilik Disinfektan pada bilik Disinfeksi Untuk Pencegahan Covid-19

Ditengah kepanikan masyarakat terhadap covid-19, semestinya menjadi waktu yang tepat bagi mahasiswa farmasi mengambil peran untuk membari pemahaman kepada masyarakat tentang pemakaian sediaan farmasi dan menjelaskan tatacara penggunaan masker secara bijak dan benar ditengah krisis Alat Pelindung Diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline