DIA LELAKI TANGGUH
: Bagi Win
Seorang lelaki muda, dari kampung kota
membaca realita, lantas tentukan pilihannya
membangun mimpi, wujudkan dalam kerja
mimpi-mimpinya, bukan untuk dirinya
mimpi-mimpinya, untuk anak-anak bangsa
yang tersebar dalam berbagai ruang kota
ratusan jumlahnya, tak tercatat sebagai warga
dianggap sebagai sumber bencana,
selalu dikoyak hidupnya
Ahai lelaki muda, nan gagah, rupawan parasnya
tempuh jalan hidup berbeda, penuh bahaya
susuri lorong-lorong, berdiam dan kuak hitamnya. |
Ini orang muda, sendirian saja awalnya
"Keyakinan dan Tuhan, " itulah jimatnya saat ditanya
Anak-anak diajari membaca
membaca tulisan di ruang sekelilingnya
Anak-anak diajari membaca
membaca pembelajaran dari kisah hidupnya
Bangkitkan mimpi, mimpi bersama
Niat dan kerja baik, belum baik pula imbalannya
orangtua dan preman merenggut anak-anak darinya
petugas ketertiban kota tak bisa diajak bercanda sok kuasa
para pemilik kuasa, mencerca dan menghujam dirinya
jimat membawa ketegaran, "pantang surut langkah" katanya
Ahai, lelaki muda, pastilah tiada tersia apa yang telah engkau kerjakan
kendati tahun berganti, anak-anak itu, pastilah ada yang menjadi berarti
Catatan:
Puisi yang kupersembahkan kepada sahabat Winarso, seorang aktivis sosial yang pertama mendampingi anak jalanan di Kota Semarang sejak tahun 1993. Kiprahnya yang bermula secara personal mendapat dukungan dari para relawan lain yang kemudian menjadi organisasi "X" dan kemudian berkembang menjadi berbadan hukum dengan nama Yayasan Setara. Pengorganisasian anak jalanan terhimpun dalam wadah Paguyuban Anak Jalanan Semarang (PAJS) yang kiprahnya sangat menonjol setidaknya pada pertengahan tahun 90-an hingga awal 2000-an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H