Lihat ke Halaman Asli

Odi Shalahuddin

TERVERIFIKASI

Pegiat hak-hak anak dan pengarsip seni-budaya

Penulis Buku "Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie" Hilang

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1340437466691275124

Semalam, beberapa pesan lewat sms dan inbox jejaring sosial masuk. Mengabarkan hal yang sama. Ali Azhar Akbar atau akrab dengan panggilan Ali Akong menghilang. Semalam pula, beberapa media online telah memunculkan pemberitaan mengenai menghilangnya penulis buku Konspirasi SBY-Bakri, yang berisi data-data atau file Lumpur Lapindo yang selama ini tidak dipublikasikan ke public. Berita tentang menghilangnya Ali Akong juga mulai tersebar melalui status-status di jejaring sosial. Kemanakah ia? Menghilang atau dihilangkan? Ingatan tentang orang-orang yang pernah dihilangkan pada masa Orde Baru berkelebatan dalam kepala. Setidaknya tercatat masih 13 orang yang belum diketahui keberadaannya hingga saat ini. Direktur Indopetro Publishing yang menerbitkan buku itu, Kusairi, dalam pemberitaan di Kompas.com (lihat di SINI) akhirnya angkat bicara. “Kami tidak bisa menghubungi Ali Azhar sejak tiga hari yang lalu. Mohon maaf dia tidak bisa datang,” kata Kusairi. Dia pun bercerita bahwa pertemuan terakhir kali dengan Ali Azhar Akbar adalah pada Jumat pekan lalu di Mahkamah Konstitusi. Saat itu mereka tengah mengajukan permohonan judicial review atas pasal 18 UU APBNP mengenai lumpur Lapindo. Ali Azhar mengatakan, bahwa dia sudah berada di Bandung pada hari Selasa (19/6/2012). Buku ”Lapindo File: Konspirasi SBY-Bakrie”, merupakan buku kedua Akbar tentang Lapindo. Buku pertamanya berjudul “Konspirasi Di Balik Lumpur Lapindo: Dari Aktor Hingga Strategi Kotor”. Buku setebal 449 halaman dengan cover sosok SBY-Bakrie ini, memang berisi banyak data dan informasi yang belum tersampaikan ke publik. Pada sekapur sirih dari penulisnya dikatakan bahwa Analisis buku ini menitikberatkan pada proses  pembuatan kebijakan dan siapa yang diuntungkan dari kebijakan menanggulangi semburan lumpur. Itulah sebabnya penulis terpaksa mentranskrip rekaman ”ekslusif di istana Cikeas”. Persoalan Lapindo hingga saat ini masih belum selesai. Ini menambah catatan panjang dari berbagai persoalan yang ada di Indonesia yang kecenderungannya juga tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Mengenai penulisnya, walau beberapa kali pernah bertemu dan berbincang dengannya, saya belum mengenalnya secara mendalam. Kesan saya dan juga pandangan dari kawan-kawan dekatnya terutama yang mengikuti proses penyusunan bukunya menyatakan, Akbar adalah orang yang sangat serius untuk menggali data dan fakta mengenai kasus Lapindo. Profil ringkas tentang dirinya, yang tertulis pada buku Konspirasi SBY-Bakrie, ia adalah seorang pegiat HAM yang memiliki kepedulian terhadap persoalan-persoalan lingkungan. Lelaki kelahiran Jakarta 31 Agustus 1961 merupakan lulusan Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia melanjutkan studinya pada Pendidikan Lanjutan Bidang Hukum Minyak dan Gas Bumi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Menurutnya, Abdul Hakim G. Nusantara yang pertama memperkenalkan wawasan lingkungan hidup. Pernah mengikuti kursus Dasar AMDAL dan Kursus Penyusunan AMDAL di Pusat Lingkungan  Hidup Universitas Gadjah Mada serta manajemen Lingkungan di jurusan Teknik Lingkungan ITB. Juga pernah mengikuti pelatihan di E-LAW (Environmental Law Alliance Worldwide) US di Eugene, Oregon. Akbar pernah aktif di WALHI, aktif sebagai relawan di E-LAW, juga Mosaic Institue sebagai penggiat advokasi Kebijakan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan. Lelaki yang menjadi suami dari Sulistyowati dan bapak dari dua anak: Allende G.A. Azhar dan Che-Quevara A. Azhar, memiliki berbagai pengalaman penelitian mengenai lingkungan. Lantas di mana atau ke mana Ali Azhar Akbar saat ini? Apakah menghilangnya terkait dengan buku yang tengah dilaunching ke berbagai kota? Hal mana, ia sering mendapatkan teror-teror setelah bukunya diterbitkan. Ada pihak yang berprasangka bahwa menghilangnya Ali Azhar Akbar sekedar sensasi sebagai media promosi bagi bukunya. Hal ini ditampik oleh Kusairi (lihat di SINI) yang menyatakan “Kita tidak mungkin mengkhianati publik. Karena selama ini buku ini kita roadshow, sengaja kita uji di kampus agar bisa dibedah secara ilmiah,” ujarnya. Tentulah kita berharap, bahwa tidak ada masalah apapun dengan Ali Azhar Akbar. Berharap ia bisa hadir kembali dalam sehat dan semangat yang tak padam, bekerja untuk sesuatu yang menjadi pilihan dan keyakinannya. Yogyakarta, 23 Juni 2012 Sebelumnya telah diposting di blog pribadi di SINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline