Lihat ke Halaman Asli

Menghentikan Rocky

Diperbarui: 12 Maret 2019   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: wartakota.tribunnews.com

Rocky punya saham besar menggerus elektabilitas petahana. Saham itu semakin menimbun tinggi menjelang pintu TPS dibuka.

                                       

Saya tidak tahu kejengkelan terbesar apa yang ada di dalam hati Rocky terutama dua tahun belakangan ini hingga membuatnya jadi seperti ini. Semua narasi yang keluar dari mulutnya menggetarkan pilar Istana yang dulu sempat begitu kokoh ditopang puja-puji. 

Satire-satire-nya begitu leluasa merobek indahnya baliho pencitraan petahana di lewat layar kaca yang menempel di dinding rumah warga. Tweet-tweet singkatnya, membuat pasukan maya pendukung petahanan tak mampu berbuat apa-apa. Bahkan tiap gesture tubuhnya mengeluarkan aroma ancaman memadamkan nyala kekuasaan. Terakhir, tanpa takut dia

Seruan Rocky bahwa dia ingin mengaktifkan kembali akal sehat, ternyata disambut hangat. Kini, tiap hari dia keliling daerah. bicara di kampus, cafe, bahkan pesantren. Dia diundang civitas akademika, organisasi keagamaan, hingga perkumpulan emak-emak, bahkan WNI di luar negeri. 

Dia tak canggung berbagi panggung dengan ustad dan ulama. Bahkan, Rocky sempat berbagai panggung dengan punggawa FPI Munarman di acara Koppasandi (Komando Oelama Pemenangan Prabowo Sandi) berbicara di depan audience yang berafiliasi dengan FPI.

Seruan Rocky bahwa republik ini harus dirawat dengan akal sehat sepertinya mendulang balasan kuat. Banyak yang rela nonton ILC hingga larut malam menunggu Rocky 'bersabda'. Dalam sebuah video amatir, selepas sebuah diskusi Rocky harus dikawal agar bisa berjalan keluar ruang acara disertai teriakan 'Rocky...Rocky" yang kebanyakan dari kaum hawa.

Potongan videonya di ILC ditonton ratusan ribu bahkan jutaan kali dan selalu masuk dalam video trending youtube. Para pekerja pengguna transportasi umum 'membunuh' rasa bosan di jalan dengan menonton ceramah Rocky yang 'mengolok-olok' cara penguasa membangun citra. 

Di media sosial puluhan akun mereproduksi semua percakapan Rocky. Mulai dari video hingga kutipan-kutipannya. Tak jarang, akun-akun ini kelimpahan berkah dari adsense.

Keyakinan Rocky bahwa kepemimpinan yang gagal mengaktifkan akal sehat, harus bertanggung jawab terhadap munculnya republic of fear seperti yang lantang dia ucapkan pada pidato kebudayaan di Dewan Kesenian Jakarta, 10 November 2010, baru menemukan momentumnya sewindu kemudian atau di masa empat tahun penguasa sekarang berkuasa.

Saat sebagian besar mulut, memilih diam karena takut terkena ranjau delik, Rocky menyumbangkan mulutnya menjinakkan ranjau tersebut. Dia memilih lantam menghantam penguasa di saat 'orang-orang seperti dirinya' menarik selimut hangat di depan tungku Istana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline