Lihat ke Halaman Asli

50 Tahun

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RD. Stanislaus Sutopanitro

Teman – teman apa yang ada dalam benak pikiran dan hatimu ketika melihat, mengamati, dan merenungkan 50 tahun? Bagi – bagi share pengalaman imannya! Terimakasih. 50 tahun. Bagiku angka yang begitu spesial. Apa lagi tepat hari ini aku mengalami suka cita yang sungguh ber-rahmat. Gereja Santo Yakobus Kelapa Gading, pagi ini sangat luar biasa. Umat bersatu dalam doa syukur ekaristi bersama para Imam yang berjumlah 6 imam. Sebagai konselebran utama adalah RD. Stanislaus Sutopanitro. Aku sungguh mengucapkan terimakasih atas kesetiaan Sang Gembala Agung memimbing para imamNya. Umat sangat mendukung dan selalu mendoakan kehidupan para imam, terpancar hari ini pada peristiwa perayaan syukur 50 tahun imamat RD. Stanislaus Sutopanitro (2 Juli 1963 – 2 Juli 2013) Setelah selesai perayaan ekaristi, diberi kesempatan kepada perwakilan penerbit OBOR untuk memberikan buku hasil karya RD. Stanislaus Sutopanitro. Buku itu adalah hasil dari kumpulan tulisan homili Romo yang selalu disampaikan dalam warta paroki. Sungguh begitu besar rahmat Tuhan melalui Gereja. Terimakasih. Selamat merayakan perayaan syukur 50 tahun imamat : 2 Juli 1965 – 2 Juli 2013 Makna 50 tahun bagiku yang baru berumur 42 tahun dan 20 tahun hidup membiara. Aku sempat tertawa ketika di dalam mobil Ibu Dewi berkomentar, ” Hidup itu panggilan!” Dalam perjalanan dari gereja menuju biara KFS di Jalan Janur Elok IV / QC 8 / 12 A; kami ( Ibu Dewi dan aku ) share tentang makna hidup. Terlebih ketika ada beberapa Saudara yang karena sesuatu dan lain hal memilih jalan hidup sesuai dengan keputusan barunya. Ibu Dewi sangat bijak menyikapi itu. Akupun diteguhkan, aku sungguh dikuatkan untuk menjadi setia. Terimakasih ya Tuhan Yesus Sang Gembala Agung, hari demi hari Tuhan sendiri ambil alih kemudi hidupku untuk aku berproses menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, ceria, mandiri, beriman dan berbudi luhur dalam semangat kerendahan hati Sang Gembala Agung. Hari ini pula setelah makan pagi bersama, kami menuju Villa Mami Peggy untuk berlibur bersama. Ada suka cita di dalam diriku. Ternyata aku sangat dicintai He..he.. baru sadar bahwa Tuhan selalu cinta padaku, setelah aku jatuh bangun mencari. Wah seperti selumbar di kejauhan sana tampak jelas, padahal di dalam hidup rahmat Tuhan begitu besar, aku abaikan. Syukurlah Tuhan baik. Dan setia membimbingku. Tuhan memberiku ruang dan waktu untuk bersyukur. Terimakasih ya Tuhan Yesus, atas segala rahmatMu. Terimkakasih juga atas kemurahanMu dan kepercayaanMu memilihku menjadi AlatMu dalam Keluarga Besar Kongregasi Fransiskanes Sambas (KFS); 16 Oktober 1993 aku mengucapkan profesi pertama, aku jawab “Ya” dengan sadar dan penuh tanggungjawab menjawab panggilanMu. Kini di perayaan 50 tahun perayaan syukur RD. Stanislaus Sutopanitro aku bersyukur atas kesetiaanMu Sang Gembala Agung dalam membimbing pilihanMu sebagai Imam, biarawan dan biarawati serta rasul awam. Terimakasih juga kepada Ayah Bunda, Kakak – Adik, sanak keluarga, handai taulan dan setiap pribadi yang sudah, sedang, akan selalu membantu aku untuk menjadi setia. Tuhan memberkati. Salam bahagiaku; Sr. Maria Odilia,KFS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline