Lihat ke Halaman Asli

Bonek dan Aktivis Bola Menggedor "Pintu" PSSI

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Awal tahun 2014 merupakan tahun yang kontras bagi masyarakat sepak bola di Indonesia khususnya Surabaya. Sebagian besar dari mereka berjuang untuk keadilan dan sebagian kecil lainnya memilih takluk dan ikut mendukung euforia semu dan buta. Minggu tanggal 26 Januari 2014,  Aksi perlawanan Arek Bonek 1927 memperjuangkan Persebaya pada saat dilaksanakannya Kongres PSSI jadi bukti betapa cintanya Bonek pada Persebaya dan menunjukkan pada Indonesia ada sesuatu yang tidak beres di tubuh PSSI.

Setidaknya, pasti ada orang-orang yang awam pun pasti bertanya-tanya…


"Kenapa ribuan orang (Bonek) ini masih ngeyel menyuarakan kebencian mereka terhadap PSSI ?"


"Bukankah 'Persebaya' (Persikubar) sudah berlaga kembali di ISL ?, pemainnya bagus-bagus pula".

Jika saya ditanya seperti itu saya pun tertawa dan pasti merespon lagi dengan "logika terbalik" seperti ini


"Apa PSSI tidak malu kalau tim yang mereka anggap "ilegal"  (Persebaya 1927)  itu dibela oleh ribuan orang, berarti ada kebenaran yang dibawa oleh ribuan orang itu."

Usaha untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan sudah Bonek lakukan, Jiwa yang ngeyel dan tak pernah lelah. Bahkan ada beberapa dari mereka yang diancam dan diserang secara fisik oleh oknum yang mengecam aksi mereka. Bukti kecintaan warga Surabaya pada Persebaya 1927 dengan memilih tidak mendukung Persebaya ISL, dua kali laga home sangat sepi penonton kecuali mereka yang takluk oleh fanatisme semu.

Di pertengahan bulan februari ini, kita juga mendengar komentar salah satu aktivis Save Our Soccer, Apung Widadi yang menganggap bahwa kebijakan perputaran uang hak siar Timnas U-19 yang disalahgunakan Waketum PSSI untuk kepentingan klub binaannya. Dan resiko yang dia terima saat ini adalah mendapat gugatan/somasi dari PSSI karena komentarnya di media sosial. Ini juga membuktikan bahwa usaha untuk mencari kebenaran sekecil apapun pasti akan memberikan efek yang sangat besar pada PSSI.  Sikap sensitif PSSI inilah yang sekiranya bisa menjadi bumerang. Mungkin untuk bisa melawan dan meruntuhkan tembok keangkuhan dan kemafiaan PSSI yang nyaris tidak bisa diusik,  perlu ada "gertakan" dari masyarakat yang peduli sepakbola Indonesia. Ini adalah usaha dan pengorbanan yang beresiko.

Tapi yang paling penting dan perlu diketahui Bonek dan Apung Widadi sudah berupaya menggedor  dan perlahan mulai membuka "pintu". Ya, pintu sebagai jalan masuk untuk meruntuhkan kekuasaan pengurus PSSI saat ini.

Selesai

#SepakMafiaBola




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline