Lihat ke Halaman Asli

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Saintifik

Diperbarui: 22 November 2016   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini, pendekatan saintifik dalampembelajaran bahasa Indonesia di tingkat SD, SMP, dan SMA sangat populer dikalangan para guru dan praktisi pendidikan. Hal tersebut terkait denganditerapkannya kurikululm 2013 yang menggunakan saintifik sebagai pendekatannya.Namun, belum banyak guru dan praktisi pendidikan yang mengetahui apa yangdimaksud dengan pendekatan saintifik dan bagaimana cara menerapkan pendekatantersebut dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks. 

Pembelajaran dengan pendekatan saintifikadalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati (untukmengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui), merumuskan pertanyaan atauhipotesis, mengumpulkan data atau informasi, mengolah atau menganalisis dataatau informasi,  menarik simpulan, mengomunikasikanhasil, dan mencipta. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia yangberbasis teks (misalnya, teks laporan hasil observasi), guru dapat mengaplikasikanpendekatan saintifik tersebut dengan strategi-strategi pembelajaran sebagaiberikut:

A.   Pembangunan Konteks

Pada awal pertemuan, guru membangun konteksdengan mengaitkan teks laporan hasil observasi dalam konteks penggunaannya dikehidupan nyata; teks laporan hasil observasi di dalam karya tulis ilmiah,artikel di koran, dan sebagainya. Pada tahap ini, metode yang dapat digunakanadalah metode ceramah dan diskusi.

 B.   Pemodelan

Pada saat pemodelan,  guru memberikan contoh teks laporan hasilobservasi, tetapi guru belum menyebutkan nama jenis teks tersebut. Siswa diajakberdiskusi untuk membedah teks dengan melakukan tanya jawab tentang isi bacaanyang mengarahkan mereka mengenali fungsi dan tujuan teks tersebut. 

Setelah guru menyebutkan nama jenis tekstersebut adalah teks laporan hasil observasi, guru memaparkan definisi,struktur, dan fungsi teks laporan hasil observasi. Sementara itu, siswadimungkinkan untuk aktif bertanya tentang materi ceramah yang disampaikan guru.

C.   Penugasan Kelompok

Setelah pemodelan, siswa diarahkan untukmenyusun teks secara berkelompok. Pada tahap ini guru dapat memfasilitasi siswadengan memberikan teks-teks yang susunan paragrafnya diacak. Siswa secaraberkelompok menyusun paragraf-paragraf acakan tersebut menjadi laporan hasilobservasi yang sistematis. Setelah menyusun acakan teks laporan hasilobservasi, siswa dibimbing untuk membuat teks laporan hasil observasiberdasarkan pengalaman mereka. 

 D.   Penugasan Mandiri

Pada tahap ini, siswa ditugasi membuat tekslaporan hasil observasi secara mandiri. Tema laporan dapat diberikan oleh guruatau ditentukan sendiri oleh siswa. Untuk menginspirasi siswa, guru dapatmemberikan tayangan atau bacaan untuk diolah kembali menjadi laporan hasilobservasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline