Lihat ke Halaman Asli

Bersatu Padu Melawan Polisi

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan bermaksud memprovokasi, atau melecehkan polisi. Hanya sekedar menyampaikan peristiwa yang saya saksikan sendiri.

Sudah lumrah diketahui bahwa masyarakat pedesaan lebih tinggi semangat gotong royongnya. Tapi jika seperti ini, pasti bikin kesel polisi.

Suatu sore saat dalam perjalanan berangkat kerja, saya lihat puluhan pengendara sepeda motor berhenti di pinggir jalan. Salah seorang menghentikan saya dan mengatakan sedang ada razia polisi. Berhubung surat2 lengkap dan motor jg standar, saya sih jalan aja. Ternyata di sepanjang jalan itu masih banyak lagi bikers yg berhenti. Semuanya untuk 1 alasan: menunggu razia selesai..!

300 meter dari lokasi bikers berhenti, memang sedang ada razia. Saya hanya melihat 2 orang "korban" yg sedang negosiasi. Bisa dipastikan razia itu gagal menjaring bikers yg tidak patuh hukum.

Sudah menjadi kebiasaan di daerah kami, jika ada razia atau operasi lalin, hampir setiap orang yg mengetahui akan saling memberitahukan kepada yang lain. Akibatnya, pengendara2 yg merasa surat2nya tidak lengkap, tidak memakai helm, spion tidak lengkap dan pelanggaran lainya, akan segera berhenti dan menunggu sampai razia selesai.

Buat saya, itu hal yg membanggakan sekaligus menyedihkan.
Bangga krn orang2 desa masih berusaha saling melindungi, walau dalam hal ini sebenarnya kurang bijak.
Menyedihkan karena ternyata institusi kepolisian mendapat stigma negatif yg begitu lekat dan susah dipulihkan.
Menyedihkan karena orang2 desa susah sekali diajak sadar hukum. Terlihat dari banyaknya bikers yg menunggu selesainya razia, yg berarti ada peraturan lalin yg tidak mereka taati (sekitar 70-an motor yg saya lihat).
Mungkin karena mereka sudah tidak percaya lagi dg aparat penegak hukum.
Wallahu alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline