Lihat ke Halaman Asli

Cetak Hatrick: Prestasi Gemilang Kevin/Gideon Kejutkan PBSI

Diperbarui: 12 April 2017   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pasangan ganda putra muda Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuldjo/Gideon Marcus Fernaldi cukup mengejutkan PBSI lewat prestasi-prestasi gemilangnya. Hal ini dikarenakan Kevin/Gideon, yang baru dipasangkan pada tahun 2015 ini, dianggap terlalu dini untuk mendapatkan gelar-gelar yang saat ini telah mereka dapatkan. Sebut saja pada kejuaraan All England kemarin, Kevin/Gideon tidak diprediksikan bakal menjadi juara. Pihak PBSI yang diwakili Ricky Subagja, mantan juara dunia, yang saat ini menjabat sebagai humas di PBSI, saat diwawancarai di salah satu stasiun televisi Nasional mengungkapkan kebanggaan PBSI kepada Kevin/Gideon setelah memenangkan All England kemarin. “khusus Kevin/Gideon saya rasa cepat sekali pencapaian prestasi yang tentu ini kami harapkan menjadi satu motivasi yang besar, kepercayaan diri yang timbul buat mereka, karena All England sudah selesai dan All England sudah diraih”. Ricky juga menyebutkan bahwa dalam ajang ini sebetulnya kevin/Gideon tidak ditargetkan juara, karena juara ditargetkan pada ganda campuran yakni Praveen Jordan/Debby Susanto yang pada tahun kemarin tampil sebagai juara dalam ajang ini. namun di luar prediksi ganda campuran ini, kalah dibabak awal. Dan menyisakan dua wakil Indonesia di babak semifinal melalui Tantowi Ahmad/liliyana Natsir dan pastinya Kevin/Gideon namun yang mampu melaju ke babk final dan meraih gelar juara hanya Kevin/ Gideon.

Tidak hanya All England, dua kejuaraan berikutnya yakni India Open, dan gelar yang baru kemarin diraih Kevin/Gideon Malaysia Open, merupakan prestasi yang terhitung cepat. dengan kemenangan di Malaysia Open kemarin total 3 gelar juara di awal tahun 2017 telah di raih Kevin/Gideon sekaligus menjadikan mereka sebagai  pencetak hatrick pertama sektor ganda putra .

Ada hal yang menarik dari prestasi-prestasi Kevin/Gideon ini, selain mereka bermain apik, mental mereka juga terbukti sangat baik. Contohnya saat melawan pasangan China di babak semifinal kemarin, meski sempat tertinggal dan mendapat gempuran yang sangat dari pasangan China, tak lantas membuat Kevin/Gideon turun mental. Sebaliknya semnangat mereka sangat menggebu-gebu sehingga akhirnya memenangkan pertandingan.

Menyinggung pada masalah pendidikan, mental merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Dimana seharusnya pendidikan tidak hanya meninggikan atau memperbaiki kemampuan kognitif saja. Tetapi bagaimana mengolah emosi, juga harus diberikan pembelajarannya kepada siswa. Karena siswa yang memiliki kecerdasan kognitif saja belum tentu menggunakannya dengan baik jika mereka tak mampu mengendalikan emosinya. Sehingga dapat kita lihat fakta-fakta hari ini, betapa arogannya orang-orang yang pintar, hanya mempedulikan diri mereka sendiri, hasilnya? Korupsi, nepotisme dan lain sebagainya. Sama dengan dunia badmintonselain pengetahuan tentang skill-skill,diperlukan juga pembekalan emosi, sehingga mereka di lapangan mampu mengendalikan ritme permainan, permainan yang apik, banyak juara yang diraih, tidak lantas membuat mereka arogan. Namun dapat mereka jadikan acuan prestasi untuk dipertahankan. Mungkin dunia pendidikan juga perlu sedikit mencontek gaya pendidikan atlet-atlet bulutangkis ini. Dalam menghadirkan pendidikan yang menciptakan generasi yang intelektual dan bermental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline