Lihat ke Halaman Asli

Prosa Dalam Cerita

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu menumpuk di dalam prosa

yang belum rampung ku baca
menghimpit di sela-sela urat nadi
memompa detak menjadi hangat
meskipun ku tepis dengan dingin nya

aku yang menggebu dan dia yang bergeming kaku;hambar-hambar saja
semestinya bisa kita kompromi sambil tertawa-tawa; gembira
tanpa kata pun kita tau dalam maknanya
usah mengais kertas yang telah kau hapus tintanya

di pelupuk bayu kau titip bisikmu
bisa ku dengar meski samar-samar
mengeja sepi yang beranjak seiring rinai hujan yang melambai

kita berlarian perlahan meniti kubangan

tanpa melihat lagi jejak yang tergenang
berdekap berbagi hangat dalam beku

tanpa menanya makna genggaman dan jalinan jemari di tengah temaram

belum sampai pada ujungnya
kita masih mengisahkan sekelumit mimpi yang terhidang di meja makan
mengunyah cinta serupa dilema yang belum matang

lilin merah menyala di ujung perjamuan
kita masih tertawa dengan renyah
tak peduli pada gundah
membubuhi paraf di setiap kisah yang kita lalui dengan stempel asa
menyimpannya di kotak tua yang akan kita buka sebelum senja

tak lagi ada khawatir




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline