Lihat ke Halaman Asli

Octavino Arya Prapanca

Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

Cincin Waktu

Diperbarui: 20 November 2022   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cincin waktu


Oleh : Octavino Arya Prapanca


Hari ini adalah hari senin, kembali sekolah setelah 3 minggu libur semester kemarin. Di kelas, seperti biasa, dengan pemandangan, suasana yang sama, tidak berubah sama sekali, benar-benar membosankan. Bel masuk pun telah berbunyi, kegiatan belajar pun dimulai. Aku merasa sangat mengantuk sekali karena semalam aku begadang menonton anime hingga pukul 3 pagi, sampai-sampai tidak ada satupun penjelasan guruku yang kusimak. Hingga akhirnya guruku pun sadar bahwasanya aku tidak memperhatikannya. Dia lalu memanggilku dan menyuruh aku untuk mengulangi penjelasannya secara singkat saja. Aku tidak tau apa-apa karena aku mengantuk sekali, karena hal itu, aku disuruh mencuci muka terlebih dahulu agar tidak mengantuk lagi, untung sajalah guru ini masih baik dan tidak menghukumku. Namun, rasanya tetap malu karena tidak bisa menjelaskan ulang penjelasannya karena aku mengantuk, coba saja aku bisa mengulang waktu sebentar saja, jadi aku bisa menyimak penjelasannya. Angan-angan yang mustahil, mana bisa kita mengulang waktu.

Tidak terasa bel pulang pun sudah berbunyi, seperti biasa aku berjalan kaki untuk pulang ke rumah. Di perjalanan aku tidak sengaja melihat sebuah cincin berwarna emas terang di sebelah pohon apel. Aku mengambil cincin itu dan cincin itu memiliki lambang dua mata pada bagian sisi kiri dan kanannya. Aku coba memakainya dan tiba-tiba cincin itu menyala, emasnya semakin berkilau dan kelap-kelip sebentar, dan akhirnya normal lagi. Aku terkejut, sebenarnya apa yang barusan terjadi, kenapa cincin itu tiba-tiba bersinar lalu normal lagi. Sesaat setelahnya aku dibuat lebih terkejut lagi karena 1 buah apel jatuh menimpa kepala ku, rasanya luamayan sakit, dan agak membuat kepala ku pusing sedikit. Lalu, aku teringat film " Doctor Strange" yang dimana karakter dalam film tersebut merupakan seorang penyihir yang kekuatannya bersumber dari cincin ajaib. Aku mengingat salah satu adegan pada film tersebut, yaitu pada saat Dr. Strange memutar balikkan waktu dengan cara membuka seluruh jarinya lalu memutat tangan nya melawan arah jarum jam. Aku iseng-iseng mencoba hal tersebut, dan alangkah mengejutkannya waktu kembali sebelum aku tertimpa apel. Aku terkejut bukan main, karena hal mustahil dalam film fiksi-ilmiah menjadi kenyataan.

Aku langsung bergegas kembali ke rumah, aku berpikir mungkin itu hanya halusinasi saja karena aku begadang semalam. Di rumah aku langsung melepas cincin itu di kamarku, dan bergegas mandi membersihkan diri. Selepas makan malam, sebelum tidur aku iseng-iseng lagi, apakah kejadian yang tadi kualami itu hanyalah halusinasi atau itu adalah fakta. Aku mencoba untuk melempar pena ke lantai kemudian aku memasang kembali cincin tersebut, dan benar saja hal yang sama terulang kembali, cincin itu kembali berkilau sebentar, seperti menandakan bahwasannya benda ini telah dihidupkan. Aku mencoba melakukan hal yang sama pula seperti tadi yaitu membalikkan waktu. Dan benar saja pena tersebut kembali lagi ke meja, seperti efek Reverse pada sebuah video. Aku benar-benar terkejut sekaligus bingung, apakah aku adalah orang terpilih bisa memiliki benda ajaib seperti ini. Daripada aku terus-terusan memikir, lebih baik aku tidur.

Keesokan paginya aku kembali sekolah seperti biasa, namun tidak lupa membawa cincin tersebut untuk jaga-jaga. Bel masuk pun telah berbunyi, saatnya belajar. Tidak seperti semalam, aku tidak mau begadang lagi, aku tidur cepat semalam agar aku bisa lebih memahami penjelasan guruku. Benar saja, aku kembali ditunjuk guruku, tapi kali ini guruku menyuruhku untuk menjawab pertanyaan bukan menjelaskan ulang. Karena kebetulan sedang mata pelajaran musik, jadi pertanyaannya adalah "apa nama musik pertama di dunia?" Bukan main aku pusing, mana tidak boleh buka handphone lagi. Aku menggelengkan kepala sambil berkata tidak tahu. Guruku seperti kecewa karena aku tidak bisa menjawab, lalu melemparkannya kesalah satu temanku. Hebatnya temanku menjawab dengan benar, jawabannya adalah "Hymn to Creation", yang sudah ada sejak 4000 tahun lalu. Hymn to Creation ditulis menggunakan bahasa Cuneiform, yaitu bahasa pertama dalam sejarah manusia yang digunakan oleh bangsa Sumeria". Aku berpikir, aku coba saja membalikkan waktu sehingga aku dapat menjawab, aku langsung melakukan hal yang sama untuk membalikkan waktu menggunakan cincin. Meskipun berhasil, kepalaku serasa pusing dan berdenyut-denyut hampir seperti pitam. Tidak terlalu memikirkan sakit kepala itu, aku langsung bersiap-siap dengan jawaban temanku yang telah kuingat tadi. Saat ditanya oleh guruku, aku langsung menjawab dengan jawaban temanku tadi dan jawabannya tepat sekali, guruku tampak senang karena muridnya dapat menjawab.

Sepulang sekolah, tibalah aku di rumah, seperti biasa aku mandi, siap-siap untuk makan malam dan tidur. Keesokan harinya, saat jam pelajaran, anehnya aku tidak ditanya hari ini, jadi tidak perlu membalikkan waktu. Tidak terasa hari sabtu pun telah tiba, yaitu libur. Meskipun cuman sabtu dan minggu liburnya tapi cukup untuk mengistirahatkan badan untuk bersenang-senang tanpa belajar. Sore harinya aku bermain dengan anjingku di halaman belakang rumahku, kami bermain lempar tangkap menggunakan bola kasti. Tidak disangka lemparanku terlalu jauh hingga ke jalan raya. Saat ingin menyeberang, anjingku tertabrak truk, dia mati seketika, hatiku hancur peliharaan kesayanganku mati. Namun, aku teringat bahwasannya aku bisa membalikkan waktu, tanpa pikir panjang aku langsung menbalikkan waktu pada saat sebelum aku melempar bola. Usahakupun berhasil, anjingku hidup kembali, namun, kepalaku semakin pusing dan semakin pitam, hingga tidak kusadari hidungku mimisan. Aku lalu tersadar, bahwasannya cincin ini memang ajaib, tapi memiliki efek samping. Aku berspekulasi bahwasannya semakin lama waktu yang kuputar maka akan semakin parah efek aakit kapalanya. Mulai sekarang aku akan lebih berhati-hati untuk menggunakan benda ini.

Tidak terasa senin pun tiba, aku kembali sekolah lagi, belajar dan ditanya lagi. Dan seperti biasa juga aku membalikkan waktu agar bisa menjawab dengan tepat. Bel pulang telah berbunyi, waktunya pulang ke rumah. Di perjalanan pulang saat ingin menyeberang, aku melihat seorang nenek-nenek berada disampingku, aku tidak menghiraukannya. Alangkah terkejutnya diriku, saat menyeberang ke tengah, nenek tersebut ditabrak oleh mobil, dan menyebabkan nenek tersebut meninggal di tempat, aku benar-benar menyesal harusnya aku membantunya menyeberang tadi. Karena aku merasa bersalah, aku akan membalikkan waktu untuk menyelamatkan nenek tersebut. Seperti biasa pula, karena durasinya lama, hidungku kembali mimisan. Namun tidak kuhiraukan, lalu kutuntun nenek tersebut ke pinggir jalan. Aku bangga sekali karena bisa menyelamatkan nyawa seseorang, nenek tersebutpun memberikanku hadiah sebagai ucapan terima kasih karena telah bersedia menolongnya untuk menyeberang. Dia berkata "Terima kasih banyak, anak muda. Kamu benar-benar baik sekali. Terimalah pin ini, pin ini merupakan penghargaan aktivis terbaik semasa nenek muda dulu. Kamu layak menerimanya". Lalu dengan senang hati kuambil dan mengucapkan terima kasih kepada nenek tersebut. Pin itu kuletakkan disebelah potoku dan orang tuaku dulu.
Esoknya seperti biasa pula aku sekolah, namun aku tidak ditanya hari ini, jadi tidak perlu menggunakan cincin tersebut. Saat pulang sekolah, aku dicegat oleh dua orang misterius, anehnya aku tidak sadar apa-apa. Tiba-tiba aku sudah berada di sebuah tempat , tempatnya seperti ruangan interogasi namun elit dan canggih, seperti menonton Cyberpunk 2077. Ruangannya berwarna putih, aku bisa melihat banyak robot dimana-mana. Aku sadar aku tidak bisa bergerak karena tanganku seperti menempel pada kursi namun tidak diikat dan diborgol, aku bingung sekali. Tidak lama kemudian, seorang oria dengan pakaian seperti di film star wars masuk. Aku terkejut, lalu bertanya "aku ada dimana"? Pria itu menjawab "kau berada di ruang interogasi, wajar kau terkejut, sekarang ini adalah tahun 2122" . Aku terkejut bukan main, pertama aku menemukan benda ajaib, sekarang aku ke masa 100 tahun kedepan. Lalu kutanya lagi, "kenapa membawaku kesini, salah ku apa?". Jawabannya simpel "karena kau mengambil Two eye dan menggunakannya secara terus menerus". Aku bingung apa itu Two eye lalu kutanyakan kepadanya. Dia menjawab lagi "cincin yang kau gunakan untuk membalikkan waktu itu". Rupanya simbol dua mata itu ada Two eye. Dia lalu menambahkan bahwasannya arti dari two eye sendiri adalah dua mata, yang maksudnya adalah seperti pisau bermata dua, yaitu dapat untung dan juga rugi. Untungnya adalah aku bisa membalikkan waktu dan ruginya adalah semakin kugunakan maka akan merusak tubuh aku sendiri, seperti contohnya kasus mimisan yang kualami sebelumnya. Dia juga menambahkan bahwasannya semua bukan masalah durasi melainkan berdasarkan besarnya masalahnya, seperti contohnya jika hanya menjawab pertanyaan itu kan kasus kecil makanya pusing sedikit saja. Namun, menyelamatkan dua nyawa yaitu anjingku dan nenek tersebut itu adalah kasus besar, karena melawan takdir, makanya aku mimisan dan pitam.

Dia menjelaskan pula bahwasannya, kejahatan aku ini adalah kejahatan yang sangat masif karena merusak kestabilan ruang dan waktu di seluruh masa di alam semesta ini. Salah satunya ditahun 2122 ini, banyak orang yang tiba-tiba menghilang dan lupa ingatan tanpa alasan yang jelas. Aku tidak bisa berkata-kata karena aku sendiri juga bingung, ternyata hal yang kulakukan selama ini adalah hal yang buruk. Banyak manusia menjadi korban karena ulahku. Tidak lama kemudian, setelah puas menjelaskan dia langsung membawaku ke meja persidangan menggunakan alat teleport seperti pada film-film fiksi ilmiah eropa. Disana hakim menjelaskan lagi bahwasannya, cincin tersebut sudah disita jadi aku tidak bisa menggunakannya lagi. Dia mengatakan bahwasannya cincin itu adalah senjata superbio yang diciptakan oleh ilmuwan Amerika pada tahun 2077 silam. Benda tersebut telah disimpan di sebuah ruangan tertutup padat pengaman. Namun, entah kenapa beberapa hari silam benda tersebut hilang dan mereka tidak dapat menemukannya. Diduga keras seorang time traveler mencuri barang tersebut dan membuangnya ke masaku yaitu tahun 2022 dan aku yang menemukannya. Untungnya pada saat itu time traveler tersebut belum menggunakan cincin itu, dia hanya menggunakannya. Lalu, semalam mereka mendapatkan sinyal dari masaku yaitu tahun 2022, entah siapa yang mengirim, mereka langsung bergegas kemasaku dan menangkapku. Selanjutnya setelah menjelaskan, aku disidang, aku dipenjara seumur hidup karena ulahku.

Disel kaca transparan ini aku dibiarkan sendiri tanpa ada yang menemani, aku menangis sejadi-jadinya karena aku terkejut, bingung, kesal, kenapa aku melakukan hal bodoh seperti ini. Lama-kelamaan aku mengantuk dan aku memutuskan untuk tidur di kasur berbentuk kapsul ini. Saat aku terbangun aku terkejut sejadi-jadinya, karena aku berada di kamarku lagi. Aku melihat jam alarmku menunjukkan pukul 6:00 pagi, dan aku mendengar teriakan ibuku menyuruhku untuk bangun. Aku gembira kegirangan serta terharu karena semua itu hanyalah mimpi, mimpi aneh dan juga buruk. Aku bergegas berangkat sekolah seperti biasa. Sepulang sekolah aku mandi membersihkan diri, makan malam, dan bergegas tidur. Namun sebelum tidur aku tersadar, bahwasannya pin pemberian nenek tersebut masih ada. Aku terkejut kembali, kalau itu hanyalah mimpi, lalu kenapa pin ini masih ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline