Fatherless adalah istilah yang diberikan kepada anak yang tumbuh bersama sang ibu tanpa kehadiran sosok ayah baik secara fisik maupun psikologisnya. Istilah fatherless masih jarang terdengar di Indonesia dibanding single mother atau broken home, padahal fenomena ini cukup banyak terjadi di sekitar kita.
Fatherless adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki ayah atau tidak memiliki hubungan dekat dengan ayahnya karena situasi dan kondisi tertentu. Fatherless bukan hanya tentang kehilangan ayah karena meninggal, tetapi juga mengacu pada ketiadaan peran ayah dalam perkembangan anak. Banyak sekali kisah fatherless yang yang belum disadari oleh masyarakat. Misalnya keluarga yang kehilangan figur ayah karena sang ayah terlalu sibuk bekerja di luar kota, kemudian keluarga yang memiliki figur ayah yang terlalu cuek dan berprinsip bahwa tugas seorang ayah hanyalah mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan keluarganya saja dan yang bertugas untuk mendampingi perkembangan anak hanyalah ibunya.
Kehadiran kedua orangtua sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Meskipun seorang anak memiliki ayah, tapi jika mereka tidak mendapatkan pendampingan dan pengajaran dari sosok ayah maka akan tetap berpengaruh pada perkembangan anak. Terutama pada perkembangan sosial dan emosional anak.
Menurut Hurlock (1998), tujuan dari perkembangan sosial anak adalah membantu dan mempermudah anak untuk mulai bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sekitar anak dan untuk membantu anak mudah bergaul dengan lingkungan baru. Hurlock juga menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak usia dini yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan, dan pengalaman awal sosial anak.
Peran ayah sangat penting dalam membentuk perkembangan sosial anak. Keterlibatan aktif ayah dapat memperkaya pengalaman anak dan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang seimbang dan percaya diri. Berikut beberapa dampak dari fenomena fatherless terhadap perkembangan sosial anak:
1. Rendahnya harga diri atau self-esteem
Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah cenderung mengalami rendahnya harga diri ketika dewasa.
2. Mudah marah dan lebih agresif
Ketiadaan ayah dapat memicu ketidakpuasan sehingga timbul perasaan marah dan sulit untuk mengontrol diri.
3. Perasaan minder atau kurang percaya diri
Anak-anak yang tidak memiliki hubungan dekat dengan ayah seringkali mengalami ketidakpercayaan diri karena merasa berbeda dari anak yang lain.