Lihat ke Halaman Asli

Membunuh Kata-kata Bohong

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan, berkati aku
sebab hari ini aku akan membunuh kata-kata bohong
yang lama mengular membelit
menjepit nusa hingga sekarat

Syahdan seekor beludak naik ke tahta
selepas memagut mati sang tuan
“Percayalah, kalian takkan kena kutuk apabila memakan buah ini,”
janji si ular tatkala memuntahkan sebutir apel dari mulutnya
Apel merah menyala menggugah selera
membangkitkan harap
bahwa hidup pahit sudah berakhir
bahwa hidup kini serupa apel manis renyah

Tapi beludak tetaplah beludak
berlidah cabang dua
yang kanan berjanji yang kiri mengingkari
keduanya rajin menjalin
kata-kata kosong
kata-kata bohong
sebab apel yang bermula dari mulutnya
adalah awal segala tipudaya

Apel dari mulut beludak
telah menumbuhkan belantara nurbisa
dari dalamnya lahir berlaksa-laksa
pengayam, pemahat dan pewarta
rupa-rupa kata-kata bohong
manis di depan beracun di belakang

Maka berkati aku, Tuhan
sebab hari ini
aku akan membunuh kata-kata bohong
Octaviana Dina
Jakarta, 2008

(dimuat dalam blog octavianadina.wordpress.com tgl 29 Mei 2013)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline