Lihat ke Halaman Asli

Inovasi Pengolahan Sampah Organik untuk Dimanfaatkan Menjadi Penguat Serat Alami Material Komposit

Diperbarui: 9 Juni 2024   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Dilaksanakannya suatu kegiatan pengabdian masyarakat berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di wilayah RW 4 Semolowaru Kota Surabaya. Kegiatan ini berlangsung selama 6 minggu mulai tanggal 11 Mei 2024 sampai 16 Juni 2024. Salah satu program kerja yang dilakukan adalah pengenalan inovasi pengolahan sampah organik sebagai penguat material komposit.

Perwujudan dari program kerja ini adalah sosialisasi ke masyarakat yang dilakukan di Balai RW 4 Semolowaru Kota Surabaya pada tanggal 2 Juni 2024. Tujuan dari kegiatan ini agar dapat memanfaatkan suatu inovasi terkait pengolahan sampah organik dan menjadi ide bisnis baru bagi masyarakat.

Disusunnya program kerja ini dilatarbelakangi oleh lahan fasilitas umum yang belum tertata secara maksimal. Banyaknya tanaman yang hanya dibudidaya untuk dimanfaatkan hasil buahnya saja. Salah satu komoditas unggulannya adalah pohon pisang. Pelepah pisang yang patah atau ditebang selama ini ditempatkan di pinggir lahan fasilitas umum dan dibakar jika sudah terkumpul banyak. Kegiatan pembakaran sampah dapat menimbulkan polusi udara yang membahayakan kesehatan warga sekitar lahan fasilitas umum.

Dengan adanya permasalahan tersebut, Octavia Dwi Sagita Sari, Rizaldi Lugman Syamsa Mahendra, dan Andre Dwi Prayudha sebagai pelaksana program kerja merasa harus ada ide pengolahan sampah organik yang dapat memiliki nilai fungsi yang baik atau bahkan nilai jual. Maka, ditemukan sebuah ide untuk menjadikan pelepah dan serat pisang untuk dijadikan penguat alami material komposit. 

Material komposit merupakan material maju yang banyak diteliti oleh ilmuan teknik. Penerapan material komposit saat ini dikembangkan sebagai alat teknik, komponen otomotif, bahkan dapat dijadikan sebagai sayap pesawat. Namun dalam perwujudan di masyarakat perlu diperkenalkan dengan produk rumah tangga, seperti meja, dan genteng.

Pelaksana program kerja melakukan percobaan pembuatan material komposit terlebih dahulu dan pengujian sebelum diperkenalkan ke masyarakat. Pembuatan material komposit menggunakan penguat serat pisang dan pengikat resin yukalac 157. Keberhasilan dalam pembuatan produk material komposit seiring dengan pengujian yang dilakukan.

Salah satu produk material komposit, yaitu genteng mampu menyerap panas lebih baik daripada genteng dari bata merah. Hal ini jika dipasangkan pada atap rumah dapat membuat ruangan dalam rumah lebih dingin. Dan pengujian kepadatan genteng material komposit juga mendapat hasil lebih baik daripada genteng dari bata merah. Sehingga jika terjadi hujan, genteng material komposit dapat mengurangi terjadinya kebocoran.

dokpri

Setelah keberhasilan dalam pembuatan dan pengujian produk material komposit. Maka dilakukan pengenalan kepada masyarakat terutama Karang Taruna dan Bapak-Bapak RW 4 Semolowaru Kota Surabaya. Latar belakang masyarakat yang dari berbagai bidang menjadi tantangan bagi pelaksana program kerja. 

Pada saat pengenalan ke masyarakat harus dilakukan secara mendetail. Dimulai dari pengenalan teori material komposit, jenis penguat alam, metode pembuatan dijelaskan ke masyarakat agar dapat memahami penerapan material komposit di kehidupan sehari-hari. Pada saat sosialisasi terkait material komposit, masyarakat RW 4 Semolowaru berantusias dengan pengenalan inovasi pengolahan sampah organik ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline