Lihat ke Halaman Asli

Pariban dari Jauh

Diperbarui: 7 Maret 2018   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Haii pariban. Apa kabarmu? Lama tak bertemu. Masih kah kau seperti yang dulu dengan sikap dinginmu? Masih kah kau tidak memiliki rasa terhadapku? Apa yang ada difikiranmu?

Sudah lama aku memendam rasa ini, sudah lama aku memberikan kode-kode keras padamu, tapi kau tidak pernah bisa memahami.

Kau sibuk mengejar wanita yang tidak ingin berhubungan serius denganmu, kau habiskan pulsa dan kuota internet untuk menghubungi wanitamu yang tidak jelas itu. Tidak kah kau melihatku disini? Aku benar-benar sayang padamu, bukan karena fisik atau pun hartamu.

Kau sudah begitu dewasa. Harusnya kau paham, apa yang baik dan apa yang tidak baik bagimu. Aku disini menunggumu, berharap kau datang menjemput.

Setiap malam, didalam doaku aku selalu menyebut namamu. Akankah Tuhan memberikanmu padaku? Belum pantas kah aku bagimu? Apa kekuranganku, coba beritahu aku agar aku bisa memperbaikinya.

Rindu ini semakin menjadi, rindu ingin menjadi milikmu, rindu ingin berkeluarga denganmu, harus berapa lama lagi aku menunggumu? Atau kau memang tidak punya rasa sedikitpun terhadapku? Kalo jawabannya ternyata kamu tidak memiliki rasa kepadaku, alangkah sedihnya hatiku. Sedih karena sudah membiarkan rasa sayangku tertanam kepadamu.

Ahh, betapa bodohnya aku yang tidak berani mengungkapkan perasaanku padamu secara langsung. Aku tidak tahu harus memulainya darimana, aku takut dengan penolakan. Tapi, haruskah aku mengungkapkannya? Akankah kau menerima perasaanku? Aku tidak tahu. Yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah berdoa kepada yang Maha Kuasa, agar kelak kita bisa dipersatukan dalam satu ikatan yang abadi selamanya.

I Love you pariban. .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline