Sebuah projek kantor berkaitan dengan penyediaan perangkat lunak untuk sebuah perusahaan telekomunikasi seluler sedang berjalan. Karena pekerjaan ini untuk perusahaan telekomunikasi, kata enterprise jadi kerap disebut-sebut. Skala pekerjaan adalah skala enterprise, software yang dibuat skala enterprise, hardware-nya skala enterprise, operating system dan database-nya skala enterprise dan tentu saja dengan standar ruangan data center-nya. [caption id="attachment_66963" align="alignleft" width="300" caption="Foto"][/caption] Meskipun terdengar elit, terutama data center disebut-sebut yang berskala enterprise itu tadi menjadi ruangan yang paling menyiksa. Bermula dari pertengahan tahun lalu, data center kini kerap menjadi teman akrab saya. Bagaimana tidak menyiksa, ruang data center ini begitu luas terbagi dalam beberapa kategori. Ruang yang saya sambangi ini milik departemen IT berukuran sekitar separuh lapangan sepakbola. Ruang 'sekecil' ini dilengkapi dengan 6 buah AC berukuran lemari 4-5 pintu. Dinginnya jangan ditanya, karena seringkali dari panel saya pelototin angka penunjuk suhunya selalu di bawah 20 derajat celcius. Indikator yang saya tebak menunjukkan kekuatan kipas bekerja selalu di atas angka 50%. Brrr... Berbagai kejadian konyol bin ajaib pernah saya alami di sini. Alkisah, rak server seberat gajah bunting ini dalam sebulan pernah direlokasi sebanyak 3 kali oleh pihak klien. Grrr, emangnya kita itu gajah ya, kok suruh mindahin gajah, huh. Sesuai dengan standar enterprise, setelah posisi final ditentukan, kabel yang merayap di baki kabel data pun direlokasi. Di sini kejadian sial bermula. Sambil berbaring menarik-narik kabel, tanpa sadar saya menggeser tubuh ke arah lantai yang saya buka. Walhasil, badan terkekuk dua di perut dan saya meluncur ke bawah masuk ke dalam kolong raised floor setinggi 60cm. Untungnya ini cabling skala enterprise, saya selamat dari tragedi kesetrum. Memarnya jangan ditanya karena bagian yang memar aneh. Kuping, alis dan leher yang sukses beradu dengan tiang penyangga raised floor. Tragedi lain adalah shutdown data center dari pihak pengelola. Seperti biasa, jadwalnya seenak jidatnya sendiri, dilakukan hari Sabtu dini hari pukul 01.00 alias tengah malam buta. Padahal jidat kan nggak enak babar blas, coba saja anda makan jidat lele. Jadilah acara wajib mematikan seluruh server yang hidup dilakukan di tengah dinginnya malam. Remote shutdown? Maaf, ini data center baru dengan mesin terisolasi dari dunia luar, shutdown hanya bisa dilakukan di box langsung. Masih belum cukup menderita, setelah konfigurasi box selesai dilakukan, jadwal selanjutnya adalah menghubungkan box dengan dunia jaringan mereka. Atas nama pelayanan, mencolokken kabel network hanya bisa dilakukan pada pukul 01.00 hingga pukul 03.00 teng. Di luar itu haram hukumnya. Pantang jika terjadi kesalahan konfigurasi yang mengakibatkan lalu lintas data kacau terjadi pada jam-jam sibuk. Jadilah kegiatan ini juga dilakukan di sepertiga malam terakhir. Penderitaannya jangan ditanya ya :D Tapi yang paling membuat hidup terasa bagai kiamat adalalah ketika dilakukan kunjungan oleh penggede kantor pusat dari luar negeri tea. Eleuh-eleuh, ketika kami para vendor yang di dalam sedang sibuk, ada yang menata ulang kabel dengan posisi raised floor terbuka di sana-sini, ada yang sedang krukuban jaket sambil konfigur sana sini, secepat kilat badai salju menyerang. Mak ples, saya waspada akan bahaya runtuhya gunung es kutub. Olala, saya kecele, ternyata hal ini diakibatkan oleh badai dari unit AC. Dengan komando jari tangan rupanya penggede tadi meminta suhu ruangan diturunkan hingga minimum dengan blower penuh (!). Celakanya, ini dites dengan durasi paaaaaaanjang, dan leeeeebar. 6 unit AC bekerja selebar masing-masing 3 meter bekerja dengan kapasitas penuh. Brrrrrrrrrrrr, demikian kata pemeran iklan minuman soda di televisi yang sering kita saksikan. Mari bekerja di data center. Diposting dari ruangan data center setelah selesai mengkonfigurasi application server sambil menemani DBA menyiapkan cluster, dengan indikator suhu di panel AC menunjukkan 19.3C dan kecepatan kipas 53%. Cihuy...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H