Rasa cinta itu unik, banyak cerita cinta telah kubaca, semuanya terasa spesial. Cinta yang datang karena penderitaan, cinta yang datang karena pengorbanan, cinta yang datang karena petualangan, cinta yang datang karena luka masa lalu, dan cinta pemuda pemudi sudah aku baca kisahnya. Aku suka cerita cinta, picisan atau tidak, cerita cinta itu selalu unik.
"Petra, baca apa sih kok senyum-senyum kayak orang gila" Bayu tiba-tiba mengejutkanku ketika sedang membaca novel baruku. Perkenalkan, aku Petra Widya Karina, hobiku membaca novel. Kali ini aku membaca sebuah novel romansa yang unik menurutku. Judulnya "Catatan Juang" karya Fiersa Besari.
Aku suka sekali ceritanya, rasa cinta dalam romansa ini terasa hidup dan membawaku pada realita. Penghianatan, pengorbanan, dan bangkit sampai akhirnya menemukan cinta dan menggapai cita-cita. Suar digambarkan sebagai sosok perempuan yang terjepit antara masalah percintaan dan keluarganya.
Aku suka sosoknya yang suka berjuang, tapi cepat redup dimanakala dia sempat tidak bisa mencapai cita-citanya sebagai sineas. Juang orang misterius, meninggalkan catatannya dan berhasil membawa Suar pada petualangan baru.
"Apaan sih, ganggu aja...pergi sana" aku tidak selalu suka waktu me time diganggu oleh orang lain. Ah jangan salah sangka Bayu adalah teman satu klub paduan suara yang kuikuti. Ritual wajib yang kulakukan sebelum latihan adalah membaca satu kisah romansa, itu cukup memberi energi untuk mengeluarkan suara merduku.
Terlihat teman-teman lainnya berdatangan, tanda bagiku untuk menutup novelku lalu latihan. Aneh bukan seseorang yang suka membaca sepertiku masuk paduan suara dan bukan klub sastra? Jujur saja, saat aku membaca cerita menarik rasanya ingin menarik keluar perasaan yang ada dihatiku. Menyanyi adalah hal yang tepat untuk itu. Perasaan yang aku rasakan tersalurkan dengan bernyanyi.
"Wah mulai merdu ini, tanda ritualnya sukses..." Riani tampak menggodaku. Dia tahu aku adalah orang yang bergantung pada mood, dan teman satu-satunya yang menghargai waktuku untuk menyendiri. Jujur, aku sendiri belum menemukan orang yang membuat hatiku berdebar. Entalah, mungkin aku yang terlalu berharap. Laki-laki yang mendekatiku cukup banyak. Namun, tak satu pun yang membuat hatiku bergetar, mungkin hanya orang itu saja yang berhasil membuatku tersipu. Ah sudahlah, itu hanya masa lalu.
Aku melanjutkan membaca novel itu kembali, tulisannya terasa seperti sihir. Bukan hanya Suar yang ingin berusaha berubah, tapi aku juga ingin berubah dan merasakan petualangan baru. Aku membacanya semalaman, rasa letihku seolah-olah sirna oleh tulisan Juang. Tak terasa aku menghabiskan waktuku sampai pagi dan sialnya hari ini aku kuliah sesi 1.
Aku terus memikirkan setiap kata dalam novel tadi, apakah aku akan mempunyai kisahku sendiri? Ah aku rasa itu masih lama, Suar sudah lulus kuliah sedangkan aku masih semester 6, kurang dua semester lagi untuk lulus. Hari ini aku cukup memiliki energi dan tekad sehingga kuliah hari ini terasa sedikit lancar. Beruntung hari ini aku hanya punya kuliah sesi satu, sehingga setelah itu aku bisa tidur dengan nyenyak.
"Petra tunggu, ini catetan mau aku balikin" Reza tampak terengah-engah, sepertinya dia ingin mengembalikan catatan kuliahku yang dipinjamnya.
"Oke, trims udah nggak lupa lagi balikin catetanku" jawabku dengan nada yang sinis, karena seringkali lupa untuk mengembalikan catatanku. Okay hari ini tidak boleh ada yang mengganggu waktuku, kataku dalam batin. Hari ini aku sangat lelah, cerita membuatku ingin segera berpetualang, meskipun realitanya tidak semudah itu.